Wedding Day 💐Hari pernikahan itu telah tiba. Adrian Axman dan Roselia Ariadinata adalah dua nama mempelainya. Siang itu Elia tengah berdandan untuk acara sakral tersebut.
Elia berdiri di depan cermin mematut diri. Paras jelitanya semakin ayu dengan make-up yang telah terpoles sempurna. Rambut hitam panjangnya ditata modern updo namun sederhana.
Tapi, sepertinya ada sesuatu yang salah.
Saat itu sinar mata Elia justru tampak redup seperti menyimpan kecewa bercampur amarah."Kenapa El?" Nadia bertanya saat mendatangi Elia dan menangkap gelagat murung sang calon pengantin.
Elia menoleh dan memandang Nadia. Ia menunjukkan ekspresi cemberut tanpa mengeluarkan sepatah kata. Ia lalu menghadap cermin lagi. Kini ia mengurai-urai gaunnya yang panjang dan membetulkan letak kain yang melekat ditubuhnya itu dengan kesal.
"Kepanjangan ya?" Nadia lantas seolah mengerti sumber kejengkelan Elia saat memindai gadis itu dari atas ke bawah. Gaun tersebut terlalu panjang dan sedikit longgar untuk tubuh Elia yang mungil. Seperti bukan gaun yang sesuai ukuran Elia.
"Lo enggak fitting?" Nadia bertanya pelan.
Elia masih belum mau menanggapi pertanyaan Nadia. Namun sesaat kemudian akhirnya ia bersedia buka suara. "Kemarin baju yang gue coba bukan ini..." gumam Elia.
"Kemarin ada beberapa opsi. But not this dress!" Elia menggerutu gemas sekaligus kesal. Dihempaskan ujung gaunnya sembari mendengus kasar.
Sebelum hari H, Elia memang sempat mencoba beberapa gaun. Namun karena waktu yang singkat ia tak menunjuk satu baju sebagai keputusan final. Ia memercayakan semua pada Adrian dan tak mengecek lagi. Dan tanpa disangka vendor toko bridal entah mengapa justru keliru membawa gaun pengantin yang tak pernah dicobanya.
Dan kini, Elia merasa gaun pengantin tersebut bukan gaya yang ia inginkan. Walaupun ia juga bukan penggemar ball gown atau gaun yang mengembang, tapi gaun sederhana itu akan lebih cocok dikenakan oleh sosok wanita yang tinggi dengan tubuh tipis nan ramping. Ia tidak cukup tinggi untuk panjang ukuran gaun tersebut. Ia juga tidak suka gaun berlengan panjang. Walaupun memang tubuhnya indah dan berlekuk jam pasir, tapi tetap saja Elia merasa kurang puas.
Nadia memandang Elia simpati. "Panjang bawahnya enggak masalah sih kalau gue lihat. Kalau lo nanti udah pakai heels, bisa lebih naik. Cuma panjang lengannya ini-" Nadia maju dan menyentuh panjang lengan baju yang jauh melebihi telapak tangan Elia.
Dan tak lama setelah itu, Vivian-Mama Elia dan konsultan dari bridal datang. Vivian yang sudah tau gaun putrinya tak sesuai harapan kini mendekati Elia dengan raut panik.
"Gimana sayang?" tanya Vivian terburu.
Elia tak menjawab dan kemudian diwakilkan oleh Nadia. "Agak kepanjangan sih, Tante-" ucap Nadia jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam mempunyai hubungan khusus dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...