06 - TURMOIL

41.9K 1.4K 34
                                    

Perayaan hari jadi berdirinya Axton Group selama 70 tahun dirayakan begitu meriah di sebuah hotel ternama di ibukota.

Axton Group sendiri adalah perusahaan konglomerat yang masuk dalam jajaran kerajaan bisnis tertua di dalam negeri. Tak heran jika pundi pundi uang mereka terbilang sangat melimpah hingga bisa menggelar acara yang begitu semarak nan ekstravagant. Bahkan keluarga Axman yang merupakan pendirinya turut dikenal sebagai salah satu yang terkaya di tanah air.

Hajatan besar tersebut tentu dihadiri banyak tamu penting. Mulai dari deretan pengusaha kelas atas, pejabat tinggi, jenderal sampai para menteri juga menjadi tamu kehormatan dan menambahkan kesan eksklusif nan mentereng.

.

Di dalam ballrom hotel yang dipadati panitia pesta yang tengah bersilewaran, tampak tiga orang pria berpakaian rapi, bersetelan jas klimis sedang berdiri sembari mengobrol ringan di dekat meja VIP.

Dua diantaranya berumur paruh baya, sedangkan satu yang paling menonjol tampak menginjak usia dewasa sekitar awal 30-an. Sosok itu terlihat luar biasa tampan, gagah dengan tubuh tegap menjulang setinggi 189 cm. Di tangan masing-masing ketiga pria tersebut terdapat gelas flute berisikan sampanye yang siap disesap.

"Selamat ya Adrian, di usia kamu yang masih muda ini kamu bisa bawa Axton sampai luar biasa sukses" Puji Dani Harmanto yang juga seorang taipan ternama. Ia mengangkat gelasnya lalu mengangguk pada sang lawan bicara. "Papamu pasti bangga sekali sama kamu" tambahnya sambil mengerling ke arah Tommy Axman, ayah Adrian.

Adrian menanggapi dengan senyum tipis, sementara sang ayah membenarkan pujian Dani. "Ya... aku bersyukur Adrian masih mau melanjutkan bisnis keluarga" kata Tommy diikuti memberikan satu tepukan ringan di lengan Adrian.

"Jaman sekarang banyak sekali anak-anak muda yang mau enaknya saja, kamu tau sendiri Dan, banyak dari mereka yang gak mau susah, maunya terima beres" lanjut Tommy mengutarakan keluhannya.

Dani manggut-manggut turut sependapat. "Tapi Adrian sudah patahkan mitos generasi ketiga di keluarga Axman. Kevin harus belajar banyak nanti sama kamu" Ia menggumam berharap putranya bisa seulet Adrian dalam mengelola perusahaan.

Walau terus disanjung, nyatanya Adrian tetap anteng dan tak banyak tingkah. Ia lebih banyak mendengarkan celotehan kedua lelaki di sampingnya. Ia hanya sesekali meneguk sampanye dan menanggapi kecil.

Belum juga acara dimulai, tapi malam itu Adrian sudah banjir ucapan selamat, bahkan puja puji kanan kiri yang entah tulus atau sekedar menjilat. Adrian memang pekerja keras. Dan usahanya membuahkan hasil yang telah diakui oleh banyak pihak bahkan sang senior.

Adrian mengangkat tangan kirinya. Ia melirik sepintas jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Acara utama masih akan dimulai beberapa saat lagi. Namun ternyata ia menyimpan satu hal penting yang harus segera dilakukannya. Ia baru saja hendak pamit ketika satu lagi sahabat sang ayah muncul membuat ia menunda kepergiannya.

"Halo Pak Johan!" sapa Tommy pada kedatangan Johan Ariadinata dengan nada melengking.

"Selamat, selamat" balas Johan pada Tommy lalu menjabat erat tangan lelaki itu. "Makin sukses ya" katanya lagi dan disambut Tommy dengan senyuman lebar.

"Pak Dani" Johan juga turut menyapa dan menjabat tangan Dani Harmanto yang belum beranjak dari sana.

"Apa kabar, Pak Jo?" Dani membalas sapaan Johan. "Semakin sumringah saja. Saya dengar Aria juga akan menyusul launching proyek baru ya?" tanya Dani.

Dan akhirnya ketiga pria tersebut lantas saling beramah tamah. Tentu tak lama karena Johan melanjutkan menyapa Adrian.

"Nak Adrian ganteng sekali malam ini" Puji Johan menyanjung fisik lelaki itu. "Pakai jas begini - waduh... aktor hollywood saja lewat gagahnya" guraunya yang diikuti senyum bangga Tommy.

Hold Me With Your Lies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang