19 - TEASING THE WIFE

44.2K 1.3K 20
                                    

*extended parts, please read slowly..."

*

Di hari sabtu malam, Adrian dan Elia meluangkan waktu untuk menghadiri acara makan malam di kediaman orang tua Adrian.

Di rumah besar nan megah yang seperti istana tersebut, kedatangan mereka disambut sukacita oleh seluruh penghuni rumah.

Dan kini bersama dengan sang kepala keluarga - Tommy Axman, ada Linda - mama Adrian, dan juga Davian - adik Adrian, Elia dan Adrian telah duduk dengan nyaman di depan meja makan.
Mereka sedang menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.

Dan ditengah-tengah perjamuan, Tommy tiba-tiba melontarkan pertanyaan pada pasangan suami-istri dihadapannya.

"Hari ini kalian ada bawa kabar baik tidak buat Papi sama Mami?" Tommy mencicit rendah diikuti tersenyum saat mengintip Adrian dan Elia yang duduk bersebelahan.

Elia yang hendak menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut berubah menengadahkan wajah.

"Kabar baik?" Gumamnya ragu-ragu.
Ia lantas mengerling Adrian yang juga masih sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulut tanpa banyak bergeming.

Linda kemudian justru menimpali.
"Maaf ya sayang, sebenarnya Mami udah wanti-wanti ke Papi buat gak menanyakan hal ini ke kalian. Tapi Papi-mu keras kepala" ujar Linda seakan menyesal.

"Apa salahnya? Ini kan juga bentuk perhatian" Tommy segera menyahut sebab tak mau disalahkan.

Elia mengerutkan kening karena masih belum menangkap arti pertanyaan awal sang papa mertua tadi.

"Kamu udah hamil atau belum?" Adrian justru berkata to the point pada Elia untuk mewakilkan menjelaskan maksud kedua orang tuanya. "Gitu aja pakai berbelit-belit" lanjutnya berubah memantau Tommy dan Linda secara bergantian.

Tommy tersenyum lebar dan raut bahagia terpancar dari wajah tuanya.

Sementara Elia tampak terkejut dan sedikit melebarkan mata.
"Oh itu..." Elia mereluh pasrah saat telah paham.

"Papi udah gak sabar ingin punya cucu" ucap Tommy menyiratkan sangat menantikan kehadiran cucu pertama di keluarganya.

Elia termangu selama beberapa saat. Ia merenung dan diam-diam berpikir pada jawaban apa yang harus ia sampaikan kepada sang mertua.

"Mm... begini - Pi, Mi" Elia mengawali dengan sebersit keraguan. Ia lalu meletakkan sendok dan garpu dari genggaman tangannya kembali ke atas piring.

"Mungkin sekarang kesempatan bagi Elia untuk berterus terang-" Elia berucap lantang.

Adrian langsung cepat-cepat menelan makanannya kemudian lekas berpaling memandang Elia. Ia tengah was-was jikalau Elia akan membeberkan perkataannya beberapa waktu lalu. Tidakkah gadis itu cukup menjawab 'belum' saja? batin Adrian.

Semua perhatian kini terpusat pada Elia dan menanti jawabannya.

"Kak Adrian dan Elia berencana menunda punya momongan-" ucap Elia seketika.

"Apa?!" Tommy langsung terkejut begitu pula halnya Linda.

Elia pun segera menjabarkan alasan dibalik keputusan palsu tersebut.
"Elia merasa belum siap. Elia masih harus banyak belajar untuk mengurus rumah tangga. Jadi Elia bilang sama kak Adrian kalau... Elia ingin menunda punya anak-" bohong Elia. Ia berbicara seolah pemikiran itu berasal dari pihaknya.

Adrian ganti menelisik Elia dengan tatapan terkejut. Ia tak menyangka Elia justru akan bersandiwara sekaligus berkorban untuknya agar ia tak tersudutkan.

Hold Me With Your Lies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang