*
Malam ini Adrian sedang berada di sebuah kelab malam. Ia duduk pada sofa di area VIP Lounge dengan kedua rekannya; Tristan dan Marco.
Ada satu alasan spesifik kenapa ia menyempatkan pergi ke tempat hiburan tersebut. Belakangan ia memang tengah merasa penat. Bukan disebabkan oleh masalah pekerjaan, melainkan problema ranah kehidupan pribadinya.
Adrian mendapati isi kepalanya sedang ruwet. Ia tengah menyesali mengapa orang-orang disekelilingnya belakangan sangat bersemangat menjejali pikirannya dengan sosok seorang gadis;
Elia. Ya, gadis itu yang tengah membuatnya kelimpungan. Semenjak kepulangan Elia ke tanah air, Adrian merasa Elia hanya menambah masalah di hidupnya.
Seolah beruntutan, ayahnya tau-tau mempunyai gelagat ingin menjodohkannya dengan Elia. Sedangkan kekasihnya - Tiara yang mana merupakan kakak dari Elia, juga menjadikan Elia sebagai penghalang dari hubungan mereka. Belum lagi Elia sendiri yang semenjak kecil mengidolakannya kini senantiasa menghantuinya sehari-hari.
Elia lagi, Elia terus. Ah jemu dan muak bersarang dalam benak Adrian dan ia membutuhkan minuman beralkohol untuk melenyapkan itu semua.
"Gue baru tau kalau adek-nya Bara udah balik dari US " Tristan yang duduk di depan Adrian tiba-tiba berceletuk.
Adrian refleks melebarkan mata dan segera menunda meminum Macallan-nya.
'Damn' batin keki Adrian. Niat ingin menghindar malah ada lagi yang menyinggung sosok itu. Sembari menahan kesal Adrian meletakkan gelas di tangannya ke atas meja.
"Elia maksud lo? Udah satu bulan ini kali, kemana aja lo?" Marco menimpali. Ia menegaskan dan mengesankan lebih tahu mengenai berita tersebut.
"Iya, Elia..." Tristan menggumam lirih. Ia lantas memilih menyesap whiskey-nya disertai memandang mengawang.
"Kenapa tiba-tiba bahas dia?" Marco lanjut mencecar.
Tristan cengengesan dan senyum sumringahnya mengembang makin lebar.
"Enggak. Cuma pengen tau aja kabar dia sekarang. Pasti tambah cakep tu anak" kata Tristan."Mm, mau modus lo ya. Tanya dia coba"
Marco tau-tau melemparkan bola perhatian kepada Adrian.
"You've met her, right? Gue denger Elia lagi belajar jadi direksi di ARIA?" tanya Marco iseng.Adrian tak langsung menanggapi.
"Lo udah ketemu dia?" Tristan menyela demi memastikan pada Adrian.
"Hm" Adrian hanya minat memberi jawaban singkat.
"Gimana dia sekarang?"
"Gimana apanya maksud lo? Ya begitu-begitu aja. Masih manusia" jawab Adrian asal.
"Ah, elo gak pernah notice dia sih" keluh Tristan karena mendapat jawaban kurang memuaskan.
Ungkapan Tristan diangguki sependapat oleh Marco.
"Eh bro, bagi nomor dia dong" Tristan berubah mendesiskan sebuah permintaan.
Adrian mendengus malas.
"Gak punya gue" jawabnya ketus."Serius? Jangan boong"
"Ngapain gue bohong" sangkal Adrian. Namun nyatanya ia memang tengah berdusta. Ia sebenarnya menyimpan nomor Elia di kontak ponselnya.
"Mending lo minta sama Bara" Marco mengusulkan saran yang lebih cerdas.
"Bener juga. Ntar deh gue chat Bara " gumam Tristan lega menyadari masih ada cara lain untuk mendapatkan kontak Elia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam mempunyai hubungan khusus dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...