Adrian mengetuk-etukkan jemari pada kemudi Porsche 911 miliknya. Ia tengah berada di parkiran basement VIP salah satu gedung perkantoran. Ia kemudian melihat seorang wanita dengan setelan kerja semi formal berjalan ke arah kendaraannya yang terparkir. Tak lama wanita tersebut langsung membuka pintu mobil sebelah kiri dan mengambil tempat duduk di kursi penumpang di samping Adrian.
"Udah lama?" tanya Tiara perhatian pada Adrian yang tengah menunggunya.
"No, baru aja" jawab Adrian singkat seraya memindai sekilas pada Tiara.
Seiring dengan itu, Tiara lalu mencondongkan kepala ke depan dan memberikan satu kecupan ringan di bibir Adrian. Seulas senyum tipisnya bertahan beberapa detik hingga ia akhirnya meraih seatbelt kemudian mengancingkannya.
Tiara melihat sekilas jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. "Mampir ke apartemen aku dulu ya, aku mau ganti baju" kali ini Tiara meminta Adrian untuk mengantar ke kediamannya.
"Hm" Adrian menyetujui permintaan Tiara. Ia segera menyalakan mesin mobil lalu melajukan keluar dari parkiran gedung untuk menuju apartemen dimana Tiara tinggal.
Di dalam perjalanan saat membelah jalanan padat ibukota, Adrian berujar. "Ngomong-ngomong, malam ini kita enggak jadi meeting" ucapnya pada Tiara yang duduk tenang sembari melihat ponsel.
Tiara langsung mengalihkan fokusnya dari layar ponsel kepada Adrian. "Enggak jadi meeting? kenapa?" Tanyanya seraya memindai Adrian dengan dahi mengernyit.
Adrian menjawab "Om Ilham ada urusan mendadak. So, plan changes, kita makan malam aja di luar" tampak pria itu memutuskan perubahan rencana.
Tiara terlihat merenung. Ia kemudian menoleh, memandang Adrian yang sesekali balas mengerlingnya. "Makan malam? cuma kita berdua?" nada pertanyaan wanita cantik itu terdengar ragu-ragu.
"Iya" sahut Adrian yakin. "Ada masalah?"
"Tapi-" Tiara jelas menyangsikan rencana Adrian.
"Tapi Apa?" Adrian menyambar cepat.
"Gimana kalau..." Saat itu Tiara seperti tengah bingung bagaimana merangkai kata-kata yang tepat untuk ia ucapkan pada Adrian.
Tiara dan Adrian memang tengah menjalin hubungan romantis yang tak diketahui banyak orang. Bahkan keluarga keduanya belum ada yang mengetahui status hubungan mereka sebenarnya. Hanya sedikit pihak yang tau tentang kedekatan mereka ini. Tiara berpikir, justru jalinan asmara yang tak dipublikasikan tersebut membuat keduanya menjalani hubungan tanpa beban dan jauh dari campur tangan berbagai pihak apalagi yang tidak berkepentingan.
"Aku rasa udah waktunya kita go public " seolah bisa membaca kebimbangan Tiara, Adrian justru menunjukkan keinginan yang berlawanan. Rupanya pria tampan tersebut kini mulai berubah pikiran.
Adrian sendiri sebenarnya sudah jengah menjalin hubungan diam-diam di belakang. Saat itu ia justru ingin memproklamirkan hubungannya dengan Tiara. Setelah hampir satu tahun lamanya, ia berniat mulai mengenalkan diri masing-masing pada khalayak umum sebagai pasangan.
Melihat Tiara yang tidak langsung merespon baik, Adrian ganti menyoal. "Apa sebenarnya yang bikin kamu ragu sama hubungan kita?" Ia bertanya berusaha sabar.
"Aku bukannya ragu, cuma-" Tiara menjeda. Ia tampak menyangkal tapi justru keraguannya semakin tersirat jelas. Tiara tentu tak bisa terang-terangan mengungkapkan pada Adrian apa yang menjadi kegamangannya dalam mempublikasikan hubungan mereka.
"Lebih baik seperti ini dulu. Akan ada waktunya nanti semua orang tau, tapi bukan sekarang. Please Dri, kasih aku waktu" Tiara mencoba membujuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
Художественная прозаElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam mempunyai hubungan khusus dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...