Adrian menjejaki lantai lorong hotel yang terbuat dari marmer putih statuario. Langkahnya pelan namun ia rasakan begitu berat. Rasanya kala itu ia seperti melangkah menuju neraka yang ia ciptakan sendiri.
Beberapa menit lagi acara pernikahannya akan segera dimulai. Sementara calon pengantinnya sedang bersiap di lantai atas bersama para MUA, ia justru sudah selesai mengepas jas-nya. Ia akan lebih dahulu memasuki wedding venue pada taman yang ada di hotel dan menyambut mempelainya disana.
"Adrian-" seruan lembut suara wanita refleks membuat langkah Adrian terhenti.
Adrian menoleh ke belakang dan lantas mendapati seseorang yang ia kenal - Tiara - telah berdiri menunggunya.
Tiara melaju perlahan untuk kian mendekat pada Adrian. "Bisa kita bicara sebentar?" Pintanya langsung sesaat setelah menghadang tubuh besar Adrian.
"Bicara apa?" Adrian bertanya malas. Susah payah ia meneguhkan hati agar bisa bertahan sampai hari 'pernikahan' nya tiba. Ia tentu tak mengharap kehadiran sang mantan kekasih yang bisa menggoyahkan tekadnya.
"Mau kasih ucapan selamat buat calon adik ipar kamu?" Adrian justru melemparkan sindiran.
"Bukan" jawab Tiara dengan segera. "Sebaliknya, aku- harus sampaikan hal penting ini ke kamu" ucap Tiara menggantung.
Adrian menyipitkan mata menelisik Tiara. Ia sedikit penasaran dengan apa yang ingin Tiara utarakan. Maka dari itu ia pun akhirnya menyetujui dan mengkode Tiara agar mengikutinya menepi di sudut lorong.
*
Adrian memutuskan mendengarkan Tiara di sisi lorong yang tak jauh dari taman hotel. Ia memasang badan menghadap Tiara dengan kedua tangan bersemayam di dalam saku celana.
Minggu siang yang cerah itu, Adrian telah tampil memesona sebagai calon pengantin pria. Tuxedo dari penjahit ternama asal New York yang merupakan langganan keluarga Axman; Leonard Logsdail telah dibuat khusus untuknya dan kini melekat pas di tubuhnya yang jangkung nan tegap.
Mahakarya dari Jaeger-LeCoultre juga tampak menghiasi pergelangan tangan kirinya. Penampilan resminya turut ditunjang oleh wajah tampan segar dan potongan rambut lebih rapi.
Sementara itu, Tiara pun telah siap hadir sebagai tamu undangan dengan memakai gaun satin ungu muda berpotongan sederhana. Rambut sebahu wanita itu diikat ponytail rendah dengan paras berpoleskan make-up natural namun tetap mempertegas kejelitaannya. Sebuah set perhiasan berlian minimalis juga tersemat di telinga dan leher jenjang Tiara.
"Apa yang mau kamu sampaikan sama calon adik ipar kamu?" Adrian terus menyindir. Statusnya dengan Tiara memang telah berubah drastis. Dari kekasih kini ia yang bahkan lebih tua dari Tiara justru akan menjadi suami dari adik wanita itu.
Tiara memandang Adrian gamang sebelum akhirnya berterus terang.
"Masih ada waktu kalau kamu mau membatalkan pernikahan ini" ucap Tiara tak terduga tapi jujur dari dalam hati.
"Apa maksud kamu?" Adrian mengernyit heran namun terselip kepuasan saat ia mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari bibir Tiara.
"Apa kamu melakukan ini hanya untuk balas dendam sama aku?" Tuduh Tiara tanpa basa-basi.
Adrian spontan mengangkat alisnya lalu tertawa keras.
"Tiara... Tiara, kamu menolak lamaran aku karena adik kamu. Sekarang aku mau menikahi adik kamu tapi kamu justru minta aku buat batalin? Aku gak paham sama jalan pikiran kamu-""Karena aku tau ini bukan keinginan kamu yang sesungguhnya. Ini cuma ego kamu, luapan kemarahan kamu karena kecewa semua gak berjalan sesuai rencana-"
"Sekedar dugaan - dan itu salah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam menjalin hubungan asmara dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...