Warning : mature content, readers discretion is advise!
konten dewasa, kebijaksanaan pembaca sangat disarankan.
*
Adrian melajukan mobilnya di atas 200km/jam saat membelah jalanan dari Florence menuju Tuscany.
Elia yang duduk di kursi penumpang di samping Adrian memilih diam membisu. Ia tak ingin mencari ribut di jalan yang mungkin bisa menambah potensi bahaya.
Ciiit
Adrian menginjak rem dengan kuat ketika sampai di halaman villa hingga tubuh Elia terayun ke depan. Setelah mesin mati dan pintu tak lagi terkunci, Elia bergegas turun dari mobil.
"Elia, dengarkan aku dulu!" Adrian berteriak seraya membuntuti Elia saat melintas di ruang tamu villa.
Elia membalikkan badan.
"Apa lagi kak? Apa belum puas kakak pukul kak Garry? Kakak bahkan hina teman-teman Elia. Apa yang harus Elia sampaikan ke mereka? Sudah cukup! Elia akan pergi dari sini" Elia yang tengah kesal bukan kepalang tak ragu untuk mengambil keputusan tersebut."Kamu gak bisa pergi seenaknya" cegah Adrian.
"Sudah enggak ada lagi yang bisa diperbaiki dari hubungan kita. Lebih baik kita berpisah"
"Jangan sembarangan bicara-"
"Elia enggak peduli "
"Elia!!"
Elia meneruskan langkah mengarungi ruang tengah lalu mulai naik pada anak tangga.
Elia setengah berlari menaiki tangga menuju lantai dua dengan heels 12 cm-nya.
Namun begitu sampai di anak tangga teratas, Adrian justru tiba-tiba meraih dan memutar tubuh Elia.
Adrian menghempas tubuh Elia ke dinding. Ia lalu menahan kedua tangan Elia di sisi kepala sang gadis.
"Apa lagi yang harus aku lakukan? Apalagi?!"
Adrian lanjut mendamprat Elia dengan rasa frustrasi yang memuncak."Ini semua hanya permainan kakak-" balas Elia justru menyepelekan Adrian.
Adrian melongo.
"Permainan? Kamu pikir sedang apa aku di sini? Untuk apa aku mengorbankan kehidupan aku demi menyusul kamu beratus ribu mil jauhnya. Kamu pikir aku enggak punya pekerjaan lain? Banyak bisnis aku yang terbengkalai karena aku memilih disini. Memilih tinggal sama kamu. Kamu tau berapa banyak kesempatan yang aku buang demi memperbaiki hubungan kita?" Dan sekarang kamu bilang ini cuma permainan...?" darah Adrian terasa kian mendidih."Elia enggak memaksa kakak tinggal disini. Kakak bisa kembali kapanpun. Elia enggak membutuhkan kakak disini. Kakak disini hanya ingin menghancurkan hidup Elia. Jadi sila-"
Adrian tak membiarkan Elia meneruskan kalimatnya. Ia justru beralih menunduk dan menyumpal bibir Elia dengan bibirnya.
"Mhh.." Elia langsung meronta.
"Say it again, say it!"
Tantang Adrian sambil mencium Elia makin brutal dan tanpa ampun. Sementara tubuhnya menghimpit kuat tubuh Elia.Selama bermenit-menit, Adrian memenjara Elia di antara dinding dan tubuh besarnya yang berukuran dua kali lipat dari Elia.
Tak berhenti, Adrian makin khilaf dengan menarik dress Elia ke atas lalu mengadukan miliknya dengan paksa pada milik Elia yang terbungkus dalaman tipis.
"Apa yang kakak lakukan?!" Elia tersentak dengan mata membeliak menatap Adrian takut.
Adrian tak menjawab dan terus mendesak-desak kewanitaan Elia hingga tubuh gadis itu ikut terseret naik di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam mempunyai hubungan khusus dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...