* mature content (18+) , readers discretion is adviced *
[ walaupun part 🔞 tetap vote yah ]
*Adrian mengawasi panorama gemerlap malam di depannya dengan menyimpan perasaan bimbang. Ia sedang berada di balkon kamar tidur penthouse miliknya. Belakangan ia tengah kalut. Dan kini ia mencari udara segar untuk menenangkan pikirannya yang semrawut.
Tangan kiri Adrian tampak berdiam di dalam saku celana. Sedangan tangan kanannya membawa segelas scotch yang sudah ia teguk setengah isinya. Suasana balkon begitu dingin dengan angin mendesir. Ia jelas membutuhkan kehangatan dari minuman tersebut.
Tak pernah seperti malam itu, Adrian merasa begitu gelisah. Harinya tak setenang dulu. Selain memikirkan urusan bisnis dan pekerjaan yang menderanya, kehidupan pribadinya juga tengah menyita perhatiannya.
.
Sementara itu di dalam kamar, Elia tampak ragu-ragu untuk melangkah menuju balkon.
Dari balik dinding kaca, Elia samar-samar menyaksikan punggung Adrian yang sedang menghadap pemandangan malam. Pria itu terlihat tenang menikmati segelas minuman beralkohol. Tubuh tegap Adrian yang berbalutkan kemeja hitam dan celana bewarna khaki berdiri kokoh menantang angin.
Elia telah berpikir berpuluh kali sebelumnya. Apakah ia tega mengusik kedamaian suaminya tersebut? Namun kemudian Elia membulatkan tekad.
Elia melaju dengan langkah lambat untuk mendekat pada area balkon. Tubuh rampingnya meremang kala merasakan sejuk hembusan udara. Pintu kaca balkon yang setengah terbuka, membuat angin menyeruak menerpa dirinya.
Dan kini ia sudah berada di ambang pintu. Semilir angin membelai kulit seputih saljunya yang terbuka. Membuatnya harus melawan hawa dingin terlebih saat itu ia mengenakan busana yang amat mini.
Malam itu, Elia memutuskan mengenakan lingerie berwarna peach yang beberapa waktu lalu urung ia kenakan. Dan kini tubuhnya yang berlekuk jam pasir tampak mengintip di balik kain transparan yang menerawang tersebut.
Semilir angin terus menggerakkan ujung lingerie Elia dan menerbangkan sebagian rambut panjangnya. Elia termangu memandangi punggung suaminya. Selama beberapa saat Adrian tak juga menyadari kehadirannya.
Namun setelahnya, Adrian akhirnya berpaling.
*
Ketika merasakan ada sepasang manik mata yang tengah menelisiknya, Adrian sontak menoleh ke belakang.
Ia refleks menjauhkan gelas scotch yang akan ia minum begitu dilihatnya Elia dari jauh.
Awalnya Adrian tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya. Keningnya mengernyit sembari melayangkan tatapan tajam untuk Elia.
Adrian lantas meneguk scotchnya sampai habis. Ia terus mengawasi Elia dan menjelajahi tubuh istrinya itu dari bawah ke atas dengan pandangan mata.
Adrian nampak berpikir keras. Setelahnya dengan dengkusan singkat ia justru memalingkan wajah kembali ke depan.
.
Saat melihat suaminya buang muka tanpa menunjukan tanda terkesan pada tampilan sensualnya, Elia langsung merasa kecewa. Walau begitu, ia masih berusaha bersabar. Ia menunggu, siapa tau Adrian berubah pikiran dan ingin menghampirinya.
Elia terus menanti hingga menit berlalu. Tapi Adrian tak juga mendatanginya.
Elia menatap sedih punggung Adrian. Sekali lagi ia merasa diabaikan. Bertanya untuk apa pria itu menikahinya? Netra Elia pun berkaca-kaca. Ia merasa malu. Tinggal sedikit lagi ia akan terjun pada jurang putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam menjalin hubungan asmara dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...