20 - NEMESIS

34.9K 1.1K 9
                                    

"Tumben kakak mau bertemu Elia. Ada apa?" Tanya Elia pada seorang pria yang duduk di hadapannya.

Siang itu adalah janji temu Elia bersama pria tersebut. Kemarin pria itu mengirim pesan padanya dan memintanya agar bersedia makan siang bersama.

"Aku extend stay disini-" jawab sang pria yang tak lain adalah Raka Hutama.

"Sedikit di luar rencana karena masih banyak yang harus aku kerjain" sambung Raka sebelum menjawab inti pertanyaan Elia.

"Oh" Elia mengangguk mengerti.
Sebenarnya ia merasa sedikit gamang untuk menemui Raka siang itu. Pasalnya ia sudah diwanti-wanti oleh Adrian agar menjaga jarak dengan Raka. Tapi jika hanya makan siang tanpa melibatkan perasaan romantis, Elia berpikir masih wajar.

"Then, aku baca portofolio proyek AriaCity, dan - tertarik buat invest" Raka lanjut berucap setelah ia meneguk prosecco-nya.

"Aku tau proporsi saham kamu cukup besar disana, El. Kalau kamu mau, aku mau ambil alih sedikit saham kamu. Gimana?" Tambahnya bicara mengungkap maksud menemui Elia siang itu.
"Enggak sampai dua puluh persen dari total kepemilikan saham kamu. Masih aman kan?" Lanjut Raka yang ternyata menemui Elia untuk membahas masalah bisnis.

Elia memiringkan kepala dan memandang Raka "Kakak benar tertarik? Kenapa tiba tiba sekali?" heran Elia.

"Aku pikir itu proyek yang bagus" Raka menyahut klise.

Elia merenung kemudian manggut-manggut. Ia pun tersenyum tipis memindai Raka.
"Yakin enggak ada alasan lain?" tanyanya dengan kerlingan mata jahil.

"Alasan lain? Apa contohnya?"

"Supaya bisa ikut RUPS dan sering-sering ketemu kak Tiara" Elia mengoceh santai.
Sebagai anak dari Johan Ariadinata, walaupun tak sebesar Elia tapi tentu Tiara masih mendapatkan jatah saham dari proyek yang tengah diincar Raka. Jadi dugaan Elia masih masuk akal.

Raka tertawa.
"Bisa-bisanya kamu tebak begitu" cicitnya geli.

"Jadi benar enggak?"

Raka tak menjawab.

"Apa kak Tiara masih marah sama kak Raka?" Elia terdengar ingin tau mengenai kelanjutan hubungan Raka dan kakaknya. Ia memang mengetahui serba-serbi hubungan Raka dan Tiara yang dulu pernah terjalin.

"Sepertinya" Raka menimpali dengan nada lesu.

"Do you want to win her heart back?" Elia melirih masih menduga Raka berniat mengambil hati Tiara.

"Belum jadi concern aku sekarang. Jadi kamu bersedia atau enggak, Elia?" Raka mengalihkan fokus Elia untuk kembali pada masalah utama. Ia mendesak Elia untuk segera memberi kepastian.

"Mmm... Elia pikir-pikir dulu ya, Kak" ucap Elia meminta waktu mempertimbangkan lamaran bisnis Raka.

"Oke, let me know kalau keputusan kamu sudah final"

"Iya"

*

"Kebetulan, panjang umur sekali kakak kamu" Raka berujar pelan sembari mengawasi pintu masuk restoran.

"Hg? Siapa?" Elia bertanya memastikan.

Raka lantas menunjuk area depan restoran dengan mengangkat dagunya.

Elia mengikuti arah pandang Raka dan melihat Tiara datang. Tapi kala itu Tiara tak sendirian. Ada Adrian berjalan beriringan dengannya.

"Jadi mereka sering barengan?" Raka menggumam sembari menelisik sosok Tiara dan Adrian yang tak menyadari ada keberadaannya dan Elia jauh di seberang ruangan.

Hold Me With Your Lies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang