Chapter 7

70 5 1
                                    

Chapter 7
Esoknya setelah pulang dari festival musim semi, Kyra memilih untuk mengurung diri dikamar selama 3 hari dengan alasan dia terkena flu. Karena itu Kyra melarang seorang pun mengunjunginya terutama Arev.

Hanya satu orang yang berwenang untuk bisa mengunjunginya dengan bebas, yaitu Emperor Ilios. Emperor Ilios merasa khawatir dengan Kyra yang tiba-tiba mengurung diri sepulang ia dari perjalanan bisnis.

Siang hari Emperor Ilios memasuki kamar Kyra yang gelap dengan membawakan bubur untuk makan siang Kyra.

“Kyra”

Kyra tidak menjawab, ia yang sebelumnya berbaring akhirnya duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur sambil menunduk.

Emperor Ilios hanya diam dan berjalan mendekat, setelah menaruh nampan makan siang Kyra di meja samping tempat tidur, ia duduk disamping Kyra lalu merangkulnya membiarkan Kyra bersandar dibahunya.

“Maafkan aku ayah, aku berjanji akan segera kembali normal”, kata Kyra tiba-tiba tanpa berani memandang Emperor Ilios.

“Kyra, jika memang kau tidak ingin mengatakannya pada ayah, tidak apa-apa, tapi setidaknya katakanlah pada orang terdekatmu apa yang terjadi. Dengan begitu kau akan sedikit lega, dan orang terdekatmu yang khawatir juga akan merasa lega saat tahu alasannya”, kata Emperor sambil membelai kepala Kyra.

Tanpa bisa Kyra tahan air matanya mengalir dalam diam, Kyra menanamkan kepalanya di dada Emperor Ilios yang bidang untuk mencoba menghentikan airmatanya. Sayang sekali sia-sia, saat ia merasakan kehangatan pelukan ayahnya, tangisannya hanya semakin menjadi.

Setelah puas menangis dengan mata sembab Kyra memakan buburnya yang disuapi oleh Emperor Ilios. Emperor Ilios tertawa kecil melihat wajah Kyra yang sembab dan ia yang memakan buburnya sambil sesenggukkan. Kyra menjadi bingung melihat Emperor Ilios yang tertawa kecil.

“Ah… maaf, hanya saja aku sangat senang memiliki anak yang manis sepertimu”, jelas Emperor Ilios.

“Apa ayah begitu merasa senang dengan anak sepertiku?”

“Bukan hanya senang, ayah merasa bersyukur dewa matahari membawamu padaku. Dan aku juga bersyukur bisa menyayangimu dengan segenap hatiku, karena itu anak manis percayalah pada dirimu, jadilah dirimu yang sesungguhnya dan jangan membenci dirimu sendiri. Karena ayah tidak akan pernah membencimu apapun yang kau lakukan”

Airmata kyra kembali mengalir, Emperor begitu mengerti dirinya, bahkan jauh lebih mengerti dirinya dibanding dirinya sendiri. Kyra membenci dirinya sendiri yang menyadari ia memiliki perasaan terhadap Arev, dan ia yang memilih untuk diam saja saat menyadari perasaan Arev padanya.

“Kalau ayah seperti itu, aku hanya akan menjadi anak manja…”, kata Kyra tertawa kecil sambil menangis.

“Ayah sayang padamu tentu saja ayah akan memanjakanmu”, kata Emeperor Ilios dengan senyum bangga.

Esoknya kyra sudah kembali normal, ia kembali tersenyum dengan lembut dan melewati harinya seperti biasa. Kyra, Arev dan Emperor Ilios sarapan seperti biasa sambil berbincang kejadian sehari-hari.

“Ky… Nee-san”, Arev memanggilnya setelah keluar dari ruang makan.

Kyra berhenti dan berdiam beberapa detik lalu berbalik dengan wajah yang tenang.
“Hm? Ada apa?”, tanyanya.

Arev berjalan mendekat dan jantung Kyra mulai sedikit berontak.

“Aku dengar tiga hari kemarin, kau kena flu, apakah kau sudah baik-naik saja?”, tanya Arev.

“Tenang saja aku sudah sehat, seperti yang terlihat”, kata Kyra dengan senyum merekah.

“Benarkah?”

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang