Chapter 8

66 7 1
                                    

Chapter 8

Dimalam hari sebelum acara beburu tahunan berlangsung Kyra sedikit terkejut saat melihat sosok seseorang dibalik jendela kamarnya, namun saat melihat siluet sosok yang sangat dikenalnya itu Kyra segera menghampiri dan membuka pintu jendela besar yang mengarah ke beranda kamarnya.

“Arev ada apa kau kesini?”, tanya Kyra setelah melihat benar yang ada dibalik jendela adalah Arev.

“Boleh aku masuk?”, tanya Arev tanpa ekspresi.

Kyra merasa sedikit enggan, namun ia tetap membuka lebar jendelanya dan membiarkan Arev masuk kedalam kamarnya. Kyra yang menyadari perasaannya terhadap Arev, melihat Arev yang berada di dalam kamarnya membuat wajahnya panas dan jantungnya berdetak cepat, beruntung cahaya dikamarnya remang-remang sehingga rona merah di wajahnya bisa tertutupi.

“Kyra”, panggil Arev dingin.

Kyra mendengar Arev memanggil namanya dengan suara yang dingin seketika membuat rasa dingin menjalar ditubuhnya. Kyra sempat berpikir Arev dipengaruhi sesuatu seperti dikehidupan sebelumnya saat Arev dikendalikan Finneria.

Tanpa bicara apa-apa Kyra melihat ekspresi dingin Arev dan menunggu Arev buka suara.

“Kau benar-benar ingin bertunangan dengan Ron?”, tanya Arev sedikit tercekat karena ia menggeretakan giginya.

Kyra menyadari rencananya untuk bertunangan dengan Ron sudah diketahui oleh Arev. Tidak dapat dipungkiri Arev pasti mendengarnya saat Kyra berbicara dengan Ron dimalam sebelumnya.

“Iya, untuk mencegah para menteri berpikiran yang tidak-tidak akan kedudukanmu sebagai putra mahkota”, kata Kyra tenang.

Kyra berjalan menuju meja tulisnya untuk mengambil perkamen rahasia anggota kudeta saat berbagi informasi. Tapi sebelum Kyra dapat mengambil perkamen itu pergelangan tangannya digenggam erat oleh Arev yang membuatnya sedikit meringis dengan rasa sakit yang tiba-tiba.

“Kyra…”, Arev memanggilnya dengan perasaan yang campur aduk.

“Kyra… dengarkan aku”, katanya dengan ekspresi marah sekaligus bingung.

Arev melepaskan genggaman tangannya lalu meraih bahu Kyra dengan kedua tangannya, hal itu membuat Kyra terpaksa mendengak dan melihat wajah Arev dengan ekspresi marah dan bingungnya.

“Kyra… aku… sejak dulu aku… mencintaimu”, kata Arev.

“Aku mencintaimu, aku bahkan sudah tidak bisa ingat sejak kapan. Yang aku tahu aku mencintaimu dengan segenap hatiku”, lanjutnya.

Saat mendengar hal itu kini giliran Kyra yang merasa kebingungan. Perasaannya bercampur aduk, benar dia mencintai Arev dan begitupun sebaliknya. Namun dengan jati diri mereka hal itu menjadi hal yang terlarang dan mustahil.

Kyra menggeretakan giginya dan berpaling dari pandangan Arev. Kyra menghela nafas panjang untuk menstabilkan emosinya lalu ia menyikirkan tangan Arev dengan lengannya, lalu membalikkan tubuhnya seraya tak ingin melihat Arev.

“Arev, hal itu adalah hal yang tidak boleh kau katakan kepadaku”, kata Kyra.

“Kenapa?! Kenapa aku tak bisa mencintaimu?!”, seru Arev saat Kyra menolaknya.

“Arev, kau tak mengerti kita berdua tak akan dimaafkan dengan hubungan yang melebihi kakak beradik”, jawab Kyra masih membelakangi Arev.

“Aku sudah tahu semuanya Kyra, tentang kau yang adalah anak dari Dzua, kakak ayah. Artinya kau adalah sepupuku, sekarang jawab aku kenapa kita tak bisa saling mencintai?”, tanya Arev dengan dingin.

Kyra hanya terdiam tanpa memandang Arev, Arev yang tak bisa menunggu lagi menarik tangan Kyra dan membuat Kyra berhadapan dengannya. Tanpa sengaja Kyra bereaksi menarik tangannya namun hal itu malah membuatnya terpojok ke tembok. Arev mengunci kedua tangan Kyra dan mendekatkan wajahnya pada Kyra.

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang