Side Story -The First Emperor- (Part 1)

37 2 3
                                    

Side Story –The First Emperor- (Part 1)

Hojhed Aelius resmi menjadi Emperor setelah berhasil menjadi pahlawan yang menyelamatkan kerajaan Aelius saat di serang oleh beberapa kerajaan tetangga. Dengan berkah dari dewa matahari Hojhed diberikan kekuatan yang tidak dimiliki manusia biasa, dan kekuatan itu diwujudkan dengan permata berwarna api yang tersemat didadanya.

Hojhed berhasil menundukkan 4 kerajaan dan mendapatkan wilayah kerajaan tersebut hingga ia diresmikan menjadi Emperor untuk memimpin 4 kerajaan dan membentuk kekaisaran.

Hanya dalam beberapa tahun kekaisaran Aelius terus tumbuh makmur dengan kepemimpinan Hojhed. Hojhed yang dipuja oleh masyarakat menjadi tinggi hati, ia melakukan apapun yang ia suka tanpa ada yang berani menghalanginya. Tidak puas hanya dengan menyerap 4 kerajaan ia mulai memerintahkan para menteri dan tentaranya untuk bersiap menyerang kerajaan lain. Beberapa menteri yang tidak menyetujui hal tersebut karena alasan kemanusian dan kerajaan lain tersebut yang tidak memiliki keinginan untuk menyerang kekaisaran di pukuli tanpa ampun oleh Hojhed, walau luka yang di derita para menteri tersebut tidak mengancam nyawa, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi cacat dan setelahnya diasingkan keluar dari ibukota kekaisaran. Setelah kejadian itu tidak ada lagi yang berani untuk menghalangi Hojhed.

Pertumpahan darah terus terjadi disaat kepemimpinan Hojhed. Merasa tidak puas dengan menguasai kerajaan tetangga, ia juga menahan para puteri kerajaan tersebut untuk dia jadikan selir dan mengisi harem diistananya dengan banyak wanita yang dia jadikan tawanan perang.

Dengan kekuatan militer yang ia miliki sekarang Hojhed merasa memiliki dunia. Tidak hanya manusia, ia juga menjajah bangsa lain, yaitu Elv dan Gjigante. Setelah ditangkap kaum Gjigante dijadikan budak untuk tambang dan pembangunan jalan penghubung antar kerajaan dan kekaisaran. Sedangkan para Elv dijadikan sebagai budak seks untuk bangsawan yang tidak memiliki moral.

Disuatu hari wahyu turun dari dewa matahari, sebagian hanya didengar Hojhed dan sebagian lagi didengar oleh para pendeta kuil dewa matahari.

“Hojhed, kau sudah keterlaluan, memakai kekuatan dariku untuk ketamakanmu”

Walau murka suara dewa matahari tetap tenang seperti tidak ada emosi didalamnya.

“Dewa matahari, kau yang memberikanku permata ini, dan kau juga yang membuatku menjadi emperor. Jangan bilang kau sudah menyesal memberikanku kekuatan ini? Padahal ini adalah keputusanmu sendiri?”, kata Hojhed mencemooh dewa matahari.

“Jika memang permata matahari yang kuberikan bisa membuat seseorang menjadi Emperor kekaisan ini, maka jadilah. Namun jangan berharap hanya kau seorang yang memilikinya”, kata dewa matahari sambil tersenyum.

“Apa yang kau…”, ekspresi Hojhed berubah menjadi serius.

“Jika rakyatmu atau musuhmu menemukan seseorang yang lebih baik, lebih perhatian dan lebih cocok untuk menjadi pemimpin, dan orang itu diberkahi oleh permata matahariku, kira-kira apa yang akan terjadi padamu”

“Jangan berani-beraninya kau!!!”

“Dengarlah para pemujaku, manusia yang dapat menjadi emperor kekaisaran ini adalah manusia yang mendapatkan berkah dariku. Yaitu berkah berupa permata matahari dan manusia yang akan kupilih selanjutnya adalah manusia yang memiliki rasa ingin melindungi kekaisaran ini dengan segenap jiwanya”

Selesai dewa matahari memberikan wahyu para pendeta dan orang-orang yang mendengarnya segera bersujud. Hojhed masih berdiri dengan angkuh dihadapan wahyu dari dewa dengan wajah yang murka dengan apa yang dikatakan dewa matahari.

Sejak itu ia terus memikirkan apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba ada yang mencoba mengkudeta kepemimpinannya dengan membawa seseorang yang memiliki permata matahari.

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang