Side Story - Chapter -Ilios & Snelyset- Part 3 End

30 4 3
                                    

Side Story - Chapter –Ilios & Snelyset- Part 3 End

Sampai dimalam hari Snelyset tidak bicara apa-apa lagi, ia terdiam seribu bahasa. Snelyset hanya memberikan selimut pada Ilios dan naik ke lantai 2 rumahnya.

‘Artinya, aku boleh menginap kan?’, Ilios bertanya-tanya dalam hati.

Karena perjalanan jauh Ilios merasa sangat lelah, saat berbaring di atas permadani bulu di depan perapian ia segera tertidur pulas dalam kehangatan.

Dipagi hari Ilios terbangun karena mencium aroma yang sangat lezat memenuhi ruangan. Ilios terduduk dan melihat ke arah ruangan yang berada paling belakang, dan berjalan menuju ruangan itu.

Didalam Ilios melihat Snelyset sedang memasak sup diatas tungku sambil tersenyum. Wajahnya yang dihiasi senyum lembut terlihat agung dibawah sinar yang masuk dari jendela.

“Kau sedang apa?”

Saat Ilios buka suara Snelyset terkejut hingga menbuatnya mendelik dan menjatuhkan spatulanya. Ilios yang membuat Snelyset terkejut hanya terkekeh menahan tawa.

“Kau membuatku terkejut”, kata Snelyset mengambil spatulanya dan menaruhnya di sebuah wadah lalu mengambil spatula yang baru di sebuah rak kayu.

Snelyset kembali mengaduk sup yang dibuatnya dalam diam, saat Ilios berjalan mendekat, kaki Snelyset menggeliat gelisah seperti ingin berlari. Saat ilios berhenti berjalan, Snelyset diam lagi.

“Pertanyaanku belum di jawab”, kata Ilios.

“Eh? Pertanyaan apa?”, tanya Snelyset gelagapan.

Akhirnya Ilios berjalan mendekat dan berdiri tepat di belakang Snelyset, lalu menyandarkan dagu nya di bahu Snelyset. Snelyset yang sebelumnya tertunduk mengaduk sup, tiba-tiba berdiri tegak dengan kaku.

“Hmm, stew? Harum sekali membuat perutku makin lapar”, kata Ilios hampir berbisik.

Mendengar suara Ilios, Snelyset bergidik dan wajahnya memerah hingga ke telinganya yang runcing. Ilios melihatnya dari samping dan senyumnya makin sumringah.

“Bagian untukku juga ada?”, akhirnya Ilios melepaskannya, Ilios merasa jika ia tidak melepaskan Snelyset, stew yang sudah susah payah di buat akan hangus.

Snelyset menunjukkan ekspresi yang sedikit enggan, saat kehangatan Ilios lepas dari punggungnya.

“Ambilkan mangkuk dilemari itu”, kata Snelyset sambil menunjuk lemari di pojok dapur.

“Hanya perlu dua mangkuk?”, Ilios yang baru kali itu disuruh oleh seseorang, merasa senang dengan perlakuan santai Snelyset.

“Jangan lupa gelasnya”, jawab Snelyset santai sambil mengangkat panci dan membawanya ke ruangan depan.

Baru kali ini Ilios merasa ia tak memiliki batasan dengan orang yang berada didepannya, walau bersama temannya pun ia masih merasakan batasan karena status temannya yang bekerja untuknya. Snelyset sangat berbeda, Ilios tak merasakan jarak antara ia dengan Snelyset, beberapa kali Snelyset terlihat seperti ingin menghindarinya, namun kemungkinan besar karena ia merasa malu dengan pernyataan yang Ilios utarakan kemarin.

Di atas sebuah meja kayu sederhana, Ilios dan Snelyset duduk berdua untuk menikmati sarapan. Dengan stew yang dibuat Snelyset, mereka berdua menikmati sarapan mereka dalam ketenangan. Hidangan yang sederhana dan suasana yang sederhana membuat perasaan Ilios menjadi lebih tenang di bandingkan diistana.

“Aku jadi mengerti kenapa Kyra ingin meninggalkan istana”, gumam Ilios.

“Hm? Kau bilang sesuatu?”, Snelyset yang mendengar Ilios menggumamkan sebuah nama membuatnya penasaran.

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang