Chapter 12

60 4 1
                                    

Chapter 12

Arev tersentak terbangun dan melihat ke sekeliling, lalu membuka kemejanya dan melihat permata matahari masih tersemat di dadanya.

“Mimpi…?”, gumamnya.

“Tidak… itu... kehidupanku sebelumnya?”

Arev mengingat-ingat kembali kejadian kemarin, setelah diselamatkan oleh Ron dan pasukannya ia dan Kyra dibawa kembali ke istana. Ayahnya sudah kembali ke istana, ia memberikan kancing baju yang dipakai pemimpin pelaku penyerangan mereka. Tidak salah lagi itu adalah Finneria Hailberry, anak dari marquis Hailberry yang selalu mencoba untuk mendekatinya.

“Kyra!!”, Arev segera bangkit dan berlari keluar dari kamarnya.

Ia berlari tanpa alas kaki menuju ruangan Kyra, di depan pintu ia berhenti seraya berpikir. Ia sudah mengetahui identitas Kyra yang adalah seorang laki-laki, ia juga mengingat semua yang Kyra ceritakan saat berada dalam gua persembunyian mereka. Walau dalam pengaruh demam, namun Arev mendengarnya dengan sangat jelas semua cerita yang selama ini disembunyikan darinya. Tentang Empress yang memaksanya menyembunyikan jati diri Kyra lalu menyiksa dan bahkan meracuninya. Tentang ia yang ingin keluar dari istana untuk mendapatkan kebebasan. Tentang ia yang memiliki darah Elv, tentang ia yang tahu rencana keluarga marquis Hailberry dan anggota fraksi empress untuk mengkudeta. Tentang ia yang berharap Arev untuk tak membunuhnya. Tentang ia yang merindukan orang tuanya, tentang ia yang merasa dilema dengan perasaannya sukanya pada Arev. Tentang ia yang sebetulnya merasa senang saat Arev memeluknya.

“Pangeran?”, ksatria yang terus mengikuti Arev sejak tadi menyadarkan lamunan Arev.

Setelah menarik nafas panjang Arev membuka pintu kamar Kyra dengan perlahan. Didalam ia melihat ayahnya berada disisi Kyra, juga dengan Ann, Ron dan Seria yang setia menunggu. Arev tidak sanggup untuk masuk kedalam, ia hanya melihat Kyra yang masih pucat dan belum sadarkan diri dari depan pintu. Perban putih terlihat mencuat dari balik gaun tidurnya.

“Arev, apakah kau sudah baik-baik saja?”, kata Emperor Ilios berjalan mendekati Arev.

Emperos Ilios memperhatikan Arev dari kepala sampai kaki sambil memegang bahu Arev, saat ia melihat Arev terlihat sehat dan baik-baik saja, ia merasa tenang.

“Ron panggil tabib Rozen ke sini”, kata Emperor Ilios, walau arev terlihat sehat ia tetap perlu di periksa oleh tabib.

“Ayah aku baik-baik saja, bagaimana dengan Kyra?”, setelah beberapa saat akhirnya Arev bertanya dengan wajah khawatir.

Tiba-tiba Emperor Ilios memeluk Arev.

“Syukurlah kau baik-baik saja, syukurlah kalian berdua baik-baik saja”, katanya dengan suara parau.

Saat dilihat baik-baik wajah Emperor Ilios terlihat lelah dengan kantung mata hitam. Terlihat dengan jelas Emperor tidak tidur selama beberapa hari. Arev hanya terdiam dan balas memeluk Ayahnya.

Saat Kaien yang dengan bergegas memasuki ruangan, Emperor Ilios melepaskan pelukannya dan segera meminta Kaien untuk memeriksa keadaan Arev. Kaien meyakinkan Emperor Ilios bahwa Arev baik-baik saja, setelah Kaien juga selesai memeriksa keadaan Kyra yang sudah stabil ia segera keluar dari ruangan.

“Arev ada yang ingin ayah bicarakan padamu”, kata Emperor Ilios dengan wajah serius.

“Baik ayah, ada yang ingin aku bicarakan padamu juga”, balas Arev yang mengikuti Emperor Ilios keluar dari ruangan Kyra.

#

Didalam ruang kerja Emperor, Arev dan Emperor Ilios berdiri berhadapan dengan wajah yang serius namun ragu untuk mengatakannya.

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang