Side Story - Chapter -Ilios & Snelyset- Part 2

30 1 3
                                    

Chapter –Ilios & Snelyset Story- Part 2

Setelah prosesi berakhir Pria Elv itu menurunkan tangannya dan penduduk elv yang lain segera berdiri dan melanjutkan kegiatan mereka masing-masing. Pria Elv itu berjalan ke belakang Verdenen tree, bagian yang tidak terdapat rumah-rumah penduduk di sisinya, Ilios kembali mengikutinya.

Tidak lama berjalan dan turun dari cuatan akar Verdenen Tree, Ilios dan pria Elv itu sampai di sebuah danau yang cukup luas, airnya jernih memantulkan cahaya putih Verdenen Tree dan membuat air di danau itu terlihat seperti air susu.

Di bawah sebuah pohon dengan bunga berwarna putih di samping danau, pria ELv itu terjatuh berlutut dan menutup wajahnya dengan bahu yang bergetar. Ilios tahu bahwa pria Elv itu sangat bersedih, namun didepan penduduk yang lain, sebagai elder ia harus menyembunyikan emosinya, ia hanya bisa menangis saat tidak ada siapa-siapa, sendirian dan kesepian, sama seperti dirinya.

Ilios berlutut dan meraih bahu pria Elv itu lalu membaliknya agar pria elv itu bisa berhadapan dengannya. Karena gerakan itu tidak disangka tangan yang menutupi wajah pria elv itu lepas, dan wajah pria elv itu jelas terlihat berada tepat didepan mata Ilios. Wajah putihnya di warnai oleh rona pink yang terletak di sudut kedua matanya. Luka dibibirnya membuat bibirnya berwarna kemerahan. Airmatanya berkilau diterangi cahaya dari verdenen tree. Pria elv itu melihat Ilios dengan bingung, sebelum ia bisa mengeluarkan suara, Ilios menariknya dalam pelukannya dan membuat pria elv itu mengubur kepalanya di bahu Ilios yang tegap.

Saat merasakan pelukan Ilios yang erat dan hangat pria elv itu menangis lebih keras, walau tidak meraung-raung tapi terdengar suara sesenggukkan darinya. Sesekali juga pria elv itu berbicara dengan nada lirih memakai bahasa yang tidak dimengerti Ilios.

“Jeg er virkelig en god for ingenting bror”

*Aku sungguh kakak yang tidak berguna

“Jeg lod min lillesøster, at jeg ikke engang har set hendes ansigt dø først”

*Aku membiarkan adikku yang bahkan belum pernah kulihat wajahnya pergi lebih dulu

“Hvis den gang vælger jeg min mor trods alt…”

*Jika saat itu aku lebih memilih ibuku…

Suara lirih yang Ilios dengar sangat merdu, namun Ilios yang tidak pernah mempelajari apalagi mendengar bahasa elv hanya bisa diam dan membelai punggung pria elv itu. Pria elv itu pun mencengkram erat baju Ilios seraya bergantung sepenuhnya pada Ilios. Mendengar nada suara lirih pria elv itu membuat mata dan hidung Ilios kembali pedih, tanpa bisa ia tahan airmata mengalir di pipinya dan itu membuat ia memeluk pria elv itu dengan lebih erat. Pria elv yang menyadari emosi Ilios penuh dengan penyesalan seperti dirinya, ia merangkul leher Ilios dan membelai kepalanya.

“Går de mennesker, du elsker, også først?”

* Apakah orang yang kau sayangi juga pergi lebih dulu?

#

Lelah menangis seorang manusia dan seorang elv duduk bersandar pada pohon dengan bunga putih dipinggir danau. Pria elv itu menyandarkan kepalanya pada bahu Ilios dan Ilios merangkul dan membiarkan lengannya berada di bahu pria elv seraya setengah memeluknya. Mereka hanya diam, selain karena mereka tidak mengerti bahasa masing-masing, mereka juga sedang tidak ingin bicara.

Serasa cukup beristirahat pria elv itu berdiri dan berjalan lalu melihat Ilios yang masih duduk. Ilios yang mengerti segera berdiri dan mengikutinya. Ilios baru menyadari bahwa di depan Verdenen tree terdapat sebuah rumah yang cukup besar dengan 2 lantai dan dinding berwarna putih. Pria elv itu membuka pintu dan melihat Ilios untuk memintanya masuk kedalam. Ilios menurutinya dan segera masuk kedalam yang diikuti oleh pria elv itu.

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang