Chapter 17

44 1 2
                                    

Chapter 17

“Kalian pikir aku akan menyetujuinya begitu saja”, kata Snelyset dengan wajah dingin.

Keesokan hari setelah pesta penyambutan, Arev dan Kyra memberitahu Ilios dan Snelyset mengenai pembicaraan mereka tadi malam.

Dengan tampang dingin, kaki yang disilangkan dan kedua tangan yang disandarkan disandaran kursi, Snelyset mendengarkan dan menentangnya.

“Lys…”, Ilios yang berada disisinya hanya bisa memperingatkannya dengan lembut.

Saat ini Arev terlihat seperti kehilangan kekuasaannya sebagai Emperor di depan Snelyset. Arev duduk dengan sopan dan kepala yang tertunduk sambil berpikir apa yang harus ia lakukan agar lamaran yang ia berikan kepada Kyra bisa disetujui oleh pamannya.

“Elder Snelyset, saya sungguh-sungguh ingin menikah dengan Kyra”, katanya memandang Snelyset dengan mata yang tajam.

“Apapun akan saya lakukan, jika itu bisa meyakinkan anda untuk menyetujui hubungan kami”, lanjutnya tanpa berpaling.

Snelyset tersenyum dan berekspresi seakan bilang, ‘ini yang aku tunggu-tunggu’.

“Baiklah, aku akan menyutujuinya dengan satu syarat”

Arev merasa senang saat pembicaraan mereka bisa berlanjut, tapi ia mengendalikan ekspresinya sambil menunggu syarat yang diberikan Snelyset.

“Panjatlah Verdenen Tree hingga ke puncaknya”

Ilios dan Kyra melihat Lys dengan terperangah mendengar syarat yang diberikannya.

Verdenen Tree, pohon yang menjulang tinggi membelah langit, tidak ada sejarahnya seseorang bisa berhasil memanjat pohon yang besar dan tinggi menjulang.

Kyra bertanya-tanya mengapa pamannya memberikan syarat yang sangat sulit dilakukan. Sedangkan Ilios yang sebelumnya terperangah tiba-tiba menjadi tenang dan meminum tehnya sambil tersenyum.

“Baiklah, jika memang itu syaratnya akan saya lakukan”, jawab Arev tanpa berpikir panjang.

“Arev! Terlalu berbahaya kau tidak perlu melakukannya”, kata Kyra dengan wajah khawatir.

“Paman Lys juga, hal ini sudah pasti mustahil dilakukan”, lanjutnya sambil menoleh kearah Snelyset.

“Emperor Arev sudah mengatakan akan melakukan apapun, jika ia sungguh-sungguh ingin meminangmu, ia akan memegang janjinya, bukankah begitu?”, tanya Snelyset pada Arev.

Arev mengangguk dengan wajah yang sangat yakin.

“Tapi…”, Kyra masih ingin menyangkalnya.

“Kyra, tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja”, kata Arev sambil menggenggam tangan Kyra untuk menenangkannya.

Kyra hanya bisa diam dan menunduk dengan wajah yang khawatir.

“Jangan terlalu percaya diri Emperor”, kata Snelyset memecah keheningan.

“Ada syarat saat kau memanjat Verdenen Tree, seperti yang kalian tahu Verdenen Tree adalah berkah yang melindungi kami bangsa Elv, karena itu Verdenen Tree sangat berharga bagi kami”

“Saat memanjatnya kau hanya bisa memakai tangan dan kakimu. Kau tidak boleh melukai Verdenen Tree dengan apapun, walau itu alas kakimu sekalipun”, kata Snelyset.

“Setelah sampai di puncak, apa yang harus saya lakukan?”, tanya Arev yang merasa yakin apapun bisa ia lakukan.

Melihat kepercayaan diri Arev, Snelyset hanya mengeluarkan senyum mengejek.

“Kau akan tahu saat sampai di puncak”, jawabnya singkat.

“Saya mengerti, kalau begitu saya minta waktu beberapa hari untuk menyelesaikan pekerjaan saya di istana, setelah itu saya akan segera pergi untuk menuntaskan persyaratan yang anda berikan”, kata Arev sambil menunduk kepada Ilios dan Snelyset lalu memandang Kyra sambil tersenyum dan segera pergi dari ruangan itu.

The Emperor's SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang