Ch 9: Kabur

42.7K 3.3K 18
                                    

🍵🍵🍵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍵🍵🍵

Saat ini Alessia sedang berada di studio, studio dimana banyak alat gambar baik digital dan manual. Sama seperti Alessia, Alessia yang asli juga menyukai seni dan melakukan pekerjaan lepas untuk menambah uang jajan. Meski dirinya istri durhaka, Elleon selalu mengirimkan uang yang cukup. Oleh karena itu, perempuan itu hanya melakukan pekerjaan untuk mengumpulkan uang jajan.

Dia masih mengingat saat dirinya pertama kali melihat isi tabungan Alessia asli. Bahkan sampai saat ini dia meragukan jumlah digit yang dia lihat.

"Selesai."

Alessia memutar kursinya dan menelpon seseorang.

"Ah saya ingin memesan barang. Kira-kira kapan bisa dikirim ya. Oh baik dua minggu lagi ya."

Dua minggu lagi hadiah ulang tahun untuk William akan dikirim. Sebenarnya Alessia juga ingin membelikan sesuatu untuk merayakan kemenangan William begitu mendapatkan kiriman foto kemenangan dari putranya, tapi melihat prestasi putranya akan terlalu dimanjakan jika terlalu sering membeli hadiah.

Alessia juga perlu ingat bahwa sekarang dirinya punya lima putra, meskipun mereka punya banyak uang tetapi hadiah terlalu sering akan buang-buang tenaga dan lama-kelamaan akan kehilangan esensinya.

"Apa buat perayaan saja ya?"

Bukan perayaan besar, mungkin seperti perayaan ulang tahun keamrin tapi lebih ramai, Alessia akan meminta Elleon untuk datang dan juga berusaha mengundang ketiga putra kembarnya yang belum dia temui semenjak Alessia bangun di tubuh ini.

Ting tong....

Cklek.

"William? Apa ada yang tertinggal?"

Alessia terkejut melihat putranya malam-malam ke rumahnya. Putra sulungyan itu kembali ke rumahnya, bukannya pulang ke tempat papanya setelah pertandingan. Alessia yang ingin membahas kemenangan putranya mengurungkan niatnya karena melihat wajah lesu putanya.

"Kakak lagi ga mau pulang ma, nanti papa marah."

"Ya sudah. Ini sudah malam, kamu tidur di kamarmu ya. Sudah makan?"

William mengangguk, sebelum datang ke sini dia dan timnya sudah makan bersama dan bahkan main game bersama. Tetapi mengingat ulahnya tadi siang dia ragu untuk pulang. Tentu saja takut dimarahi oleh papanya karena perusahaan papa Alinea adalah partner kerjasama perusahaan keluarga Gedith sejak dua puluh tahun yang lalu.

"Bau catnya sudah hilang kan. Mama kira bakal lama loh, tapi ternyata dua jaman baunya udah hilang. Kamarnya kakak masih isi kasur sama rak buku satu. Kapan-kapan kita belanja ya."

Alessia membukakan pintu untuk putranya, ruangan yang berada di sebelah ruangan Rean. Alessia saat ini sudah membuka ruangan yang terkunci itu Pada akhirnya ruangan itu kembali ke pemiliknya.

Gedith Woman [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang