Ch 36: Rean

15.2K 952 37
                                    

Setelah pesawat mereka mendarat dan sampai di hotel, mereka justru menghabiskan hari dengan beristirahat hingga sore. Kemarin adalah hari yang sedikit mencekam karena ulah papa mereka dan paginya mereka harus melewati perjalanan selama sembilan jam di pesawat untuk liburan.

Room service yang membawa makan siang di sore hari mereka datang dan menyuguhkannya bagi tamu VVIP hotel tersebut. Bisa dibilang sangat jarang seorang tamu menyewa ruang VVIP keluarga. Petugas room service itu sudah menjamu banyak tamu VVIP, namun lebih banyak di antara mereka yang datang tidak dengan keluarganya, mau tidak mau dirinya merasa takjub dengan keluarga Gedith yang memilih ruangan ini.

Tetapi kenyataannya adalah, Elleon kehabisan ruangan untuk pasangan dan hanya tersisa ruangan VVIP yang jarang diisi ini. Dirinya sudah pernah tinggal di beberapa hotel kecuali hotel in. Sebagai seorang pebisnis dirinya tidak hanya harus menjaga bisnisnya, tetapi juga mengamati bisnis saingangannya.

Untung saja tidak ada yang tahu bahwa otak bucin dan bisnis Elleon adalah dasar mereka menginap di hotel ini.

Setelah room service pergi, mereka menikmati makanan bersama dan Alessia yang sempat pergi untuk mengambil sesuatu di kopernya akhirnya kembali. Itu adalah stik kayu es krim yang dicat bagian bawahnya dengan cat kayu. Stik itu bertuliskan angka 1-6 dan semua angka itu hilang di genggaman Alessia.

"Perjalan ini mama yang mengusulkan ke papa kalian, ini sebagai permintaan maaf mama kepada kalian karena selalu mengabaikan kalian. Jadi kita akan menghabiskan waktu berdua saja dengan mama selama setengah hari, atau sampai sebelum makan malam?"

Elleon yang terbesit pikiran aneh menyahuti.

"Bagaimana dengan 8 jam? Siapapun bisa menikmati waktu bersamamu selama 8 jam?""

Melihat arti tatapan papanya, semua putra Gedith setuju, hanya saja Gideon mengangkat tangannya.

"Aku setuju dengan papa, hanya saja jika ini adalah ide mama berarti tidak ada partisipasi papa dalam penebusan dosa papa"

Elleon menyerngit mendengar kata penebusan dosa, dan sama halnya dengan Alessia yang mengeluarkan 6 stik eskrim, Elleon mengeluarkan kartu warna-warni miliknya."

"Sama seperti mama yang menentukan urutan dengan mengambil stik es krim, sesuai urutan itu dana liburan kalian dipertaruhkan. Kalian tahu kan ini semua kartu pribadi papa dan kalian tahu kalau black card punya limit yang paling besar dan kartu untuk parkir ini punya limit yang paling kecil, Jadi... semoga beruntung."

.

.

.

"Semoga beruntung pa"

Itu adalah kalimat yang dikatakan oleh Caldion setelah dirinya mendapatkan stik nomor 5, dan menyisakan stik terakhir dengan nomor 6 untuk Elleon. Dengan demikian, pria paling bersalah di keluarga Gedith itu mendapatkan urutan terakhir dengan kartu yang berisi uang parkir yang berisi nominal paling kecil.

Sedangkan Rean yang sedari tadi tersenyum karena sudah mendapatkan urutan pertama dan mendapatkan kartu hitam milik papanya. Anak laki-laki sembilan tahun itu bingung memikirkan dirinya harus pergi kemana untuk besok. Sama seperti anak-anak lainnya, dirinya baru bisa tidur saat malam sangat larut karena terlalu bersemangat.

.

.

.

Hanya saja tidak sesuai dengan ekspektasinya, dirinya bangun terlambat karena tidak bisa tidur dan terbangun saat jam makan siang. Kakak-kakak dan orang tuanya sudah berada di meja makan. Selain merasa ditinggal, rencananya untuk berjalan-jalan di tempat dessert hancur karena dirinya sudah terlalu lapar untuk menunda makanannya.

Gedith Woman [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang