Ch 19: Sebenarnya

38.1K 3K 111
                                    

🍵🍵🍵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍵🍵🍵

Pintu rumah bercat putih itu terbuka dan seorang perempuan dengan rok matcha dan kemeja hijau sage itu sedikit terkejut dengan tamunya.

"Ah, kalian. Masuklah."

Meski sedikit terkejut, Alessia kemudian menjadi sangat bahagia. Dia merasa senang akhirnya sang suami dan putra bungsunya kembali berkunjung setelah satu bulan lebih.

Mereka bertiga terdiam dalam keheningan.

"Ma, maafin Rean ga ajak mama di ulang tahun Rean kemarin."

Alessia melihat itu menjadi canggung. Sebenarnya itu bukan salah anaknya, bisa saja sikap Alessia yang asli selama ini keterlaluan membuat dirinya sulit diterima dan dimaafkan, atau mungkin saja rasa kecewa keluarganya memang sudah terlalu dalam.

"Mama tahu, mama udah cukup senang Rean mau datang kesini. Mungkin mama memang masih belum pantas datang ke sana."

Meskipun bukan ulahnya, Alessia cukup tahu diri. Seorang ibu yang mengabaikan anaknya sejak kecil, dan istri yang tidak peduli dengan suaminya selama 17 tahun mana mungkin diterima oleh keluarga mertua. Hanya mertua gila atau mertua berhati malaikat yang bisa memaafkan perbuatan seseorang seperti Alessia.

"Ah! Bukan ma, ini memang salah Rean, Rean yang salah."

"Rean ga harus hibur mama kok, memang mama yang salah."

"BUKAN! Ini bukan salah mama, ini salah Rean."

Bungsu itu terdiam sambil melihat sepatu sekolahnya. Dia sadar bahwa sikap kekanakan dan rasa irinya terhadap Bertha membuat mamanya kembali merasa ditinggalkan. Rean suka saat mamanya memanggilnya sayang, Rean suka saat mamanya peduli dengannya, tapi Rean tidak suka bahwa kenyataannya mamanya juga dekat dengan anak lain.

"Rean cemburu kalau yang pertama mama inget itu Etha sama papanya. Hikss Rean, kakak dan papa juga ingin diingat mama... kami juga ingin perhatian mama. Tapi mama malah meluk Etha, ingat Etha, dan izinin Etha manggil bunda."

Rean yang sudah meluapkan segalanya mengelap air matanya dan kembali tenang.

"Mama juga minta maaf soal itu, tapi mungkin kalian ga denger ceritanya secara keseluruhan karena kalian meninggalkan ruang rawat mama dengan dokter lebih dulu kan?"

Rean dan Elleon saling menatap. Apa ada sedikit harapan bagi mereka jika saja Alessia mengingat mereka? Namun sebelum Alessia melanjutkan suara bel rumah menghentikan percakapan mereka.

Ketiga putra kembar Gedith dan William saat ini berdiri di depan pintu. Alasan Gideon menyeret kedua saudara kembarnya dan William yang selalu menghindari tatapan Alessia membuat keluarga itu akhirnya berkumpul.

"Mama bisa jelasin apa yang mau barusan mama bilang?"

Rean menatap mamanya penuh harap dan Alessia mengangguk.

Gedith Woman [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang