17. Regret

422 66 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung melambai pada Jeongin dan para bocah bocah yang juga bersorak kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung melambai pada Jeongin dan para bocah bocah yang juga bersorak kearahnya. Tersenyum senang sebagai tanda perpisahan.

Dengan begitu dalam, ia lempar senyuman paling manis miliknya kepada pemuda berkacamata yang duduk di atas kursi roda itu, dan untuk pertama kalinya ia bisa melihat senyum Jeongin yang teramat polos. Karena ketika Jeongin masih sekolah dulu, ia hanya tau tangisan dan teriakan Jeongin saja. Ia bahkan masih ingat suara minta ampun Jeongin yang bergetar ketika ia menginjak leher pemuda itu.

"Kenapa aku sangat Jahat?" gumamnya tanpa sadar ketika perlahan dirinya mulai melajukan mobilnya pergi dari sana.

"Ahjussi.... " Jisung menoleh ke samping tubuhnya. "Apa aku akan masuk kedalam neraka?"

Minho, tersenyum dalam hening. Ia terdiam cukup lama, dengan harap Jisung akan jengkel dan tak akan menanyakan itu lagi. Namun sepertinya dugaannya salah. Jisung justru menghentikan mobilnya di pinggir trotoar.

"Minho."

Tak dapat di tahan lagi, Minho dengan cepat menoleh menatap Jisung. "Kau memanggil namaku?"

Pemuda tupai itu menyandarkan punggungnya, menatap Minho begitu dalam dengan perasaan campur aduk. Tak sanggup lagi mengeluarkan sepatah katapun, sebab ada gejolak kencang di dalam dada nya dan juga berbagai pertanyaan terbang di kepalanya sejak ia pergi meninggalkan Jeongin. Rasa bersalah yang teros menghinggapinya hingga mendorong air mata yang kini mulai lolos membasahi pipi chubby nya. Bibir tipisnya bahkan sampai bergetar tanda ia benar-benar menahan gejolak tersebut.

Sang malaikat maut menatap Jisung dengan begitu iba. Ia usap air mata itu dengan penuh rasa lembut, seolah tak ingin jemarinya sampai menyakiti pemuda manis tersebut.

"Apa orang sepertiku akan di hukum dengan sangat berat?" isaknya di akhir kalimat dengan pilu. Ia menunduk perlahan, menatap jemari Minho yang masih berada di pipinya.

"Aku bahkan membuat seorang malaikat maut harus menghapus air mata pendosa seperti ku."

"Apa yang kau katakan, Han? Air mata mana yang kau maksud?" Minho sekali lagi mengusap jejak air mata itu. "Apa air mata ini?"

[✔︎] My Annoying Grim Reaper || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang