40. Unforgiving?

486 71 5
                                    

Felix terus berlari di sepanjang koridor rumah sakit bersama yeji yang tertinggal jauh di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix terus berlari di sepanjang koridor rumah sakit bersama yeji yang tertinggal jauh di belakangnya. Tak peduli, Felix hanya ingin cepat-cepat menemui sang sahabat.

Mendadak sekali, paman Jisung menelponnya dan memberi tahu jika Jisung tengah di opname di rumah sakit. Felix yang masih berada di sekolah mau tidak mau harus segera izin untuk pergi menjenguk Jisung. Yeji yang juga panik akhirnya ikut pergi bersama Felix, setidaknya ia harus memastikan jika Felix akan tetap tenang mendapati sahabatnya yang sakit.

Karena jika boleh jujur, perasaan Yeji sangat tidak enak. Sepanjang jalan juga Felix terus menangis, membuatnya semakin khawatir pada pemuda itu.

"Jisung!"

Felix membuka pintu dengan panik setelah melihat keadaan Felix dari kaca ruang rawat tersebut.

Sang paman yang sejak tadi duduk di samping Jisung menoleh dengan cepat ke arah pemuda berseragam itu. "Felix... "

Pemuda itu melangkah dengan lemas menuju ranjang Jisung, menahan air mata yang lagi-lagi kembali memberontak keluar. Demi apapun, hatinya begitu sakit melihat Jisung dengan kondisi seperti ini. Ada banyak alat yang menempel di tubuh Jisung, juga monitor Elektrokardiogram yang terus berdenting menunjukkan kondisi jantung Jisung.

Dengan lemas, Felix duduk di kursi dekat ranjang Jisung, menyentuh tangan sang sahabat dengan gemetar. "Apa yang terjadi, Ji? Hal bodoh apa lagi yang kau lakukan."

Tak lama, Yeji ikut masuk dengan nafas terengah. Membungkuk kepada paman Jisung sebagai sapaan. Ia juga sempat shock melihat Jisung yang terbaring lemah di ranjang tersebut. Segera ia hampir Felix dan mengusap bahu pemuda yang kini tengah menangis itu.

"Frekuensi jantung Jisung melemah, mungkin karena ada banyak hal yang membuatnya terbebani akhir-akhir ini," jelas sang paman lalu menunduk memainkan jari jemarinya. "Aku sudah gagal menjadi pamannya, bahkan selama ini aku tidak tau apa saja yang terjadi pada Jisung."

Felix mendongak, menatap pria yang juga tengah menahan tangis itu.

"Aishh! Bodoh sekali aku ini! hiks, maafkan paman, Jisungie," tangisnya seraya menyentuh lengan sang keponakan, menyesali segala yang telah terjadi. Ia benar-benar kurang mengawasi Jisung, padahal jelas ia tahu jika anak itu sangat lemah.

"Tidak, Ahjussi, itu bukan salahmu. Jisung memang keras kepala dan kau sendiri tahu itu." Felix menghapus jejak air matanya. "Ahjussi tenang saja, Jisung pasti akan sembuh."

Sang paman menggeleng. "Hanya keajaiban Tuhan yang bisa menyelamatkannya, Felix."

Felix membatu, menatap penuh tanya pada pria tersebut. "M-maksud paman?"

Sang paman bangkit dari duduknya, menatap Felix dengan begitu dalam lalu menggelengkan kepala setelahnya. "Jantungnya sudah sangat lemah." ia menghela nafas lalu berbalik untuk pergi dari sana, menutup pintu lalu menangis sejadi-jadinya di luar pintu ruangan rawat Jisung.

[✔︎] My Annoying Grim Reaper || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang