31. Can't do anything

457 64 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 14(Calender of Death)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 14
(Calender of Death)

"Kau tidak bosan setiap hari aku peluk, Han?"

"Aku tidak akan bosan, Ahjussi."

"Why?"

"Karena aku tidak akan merasakan pelukan seperti ini lagi nanti, bukan?"

Jisung memeluk Minho dengan lebih erat. "Aku rindu Sooyoung Ahjumma, kapan dia datang lagi, ya?"

"Sebentar lagi dia datang."

"Semoga saja."



Ceklek!

Jisung segera melepaskan pelukannya ketika penjaga datang.

"Tahanan nomor 2034, ada kunjungan untukmu, ayo."

Jisung menoleh senang ke arah Minho yang tersenyum ke arahnya.

"Pergilah, aku tunggu," ucap Minho.

***

"Ahjumma, aku sangat merindukanmu." Jisung hampir menangis ketika Sooyoung kini ada tepat di depannya.

"Aku juga merindukanmu, Jisungie. Aku tidak tahan untuk tidak menjengukmu. Padahal niat awal aku akan menjengukmu minggu depan."

"Mungkin karena aku juga merindukanmu, Ahjumma, jadi Tuhan menyuruhmu untuk datang lagi sekarang."

"Hahaha, mungkin saja... Oh iya kemarin aku bertemu dengan Felix dan kita banyak bercerita."

"Apa dia berbicara buruk tentangku juga?"

"Iya."

"Aish, si bodoh ituu!"

"Hahaha, tidak apa-apa, Jisungie. Justru karena semua cerita itu aku menjadi lebih tau segalanya tentangmu. Aku ingin lebih mengenalmu lagi, Sayang. Karena kau sudah menjadi puteraku."

Jisung menempelkan tangannya ke kaca. "Ahjumma... "

"Aku akan menunggumu sampai keluar, Jisungie. Aku akan menjadi orang pertama yang akan menyambutmu nanti."

Tangan Jisung gemetar kala itu juga saat mendengar ucapan tulus Sooyoung. Wanita itu tersenyum amat manis padanya.

Menyambutnya saat ia keluar nanti? Apa mungkin itu akan terjadi, sedangkan sisa hidupnya saja hanya tinggal sebulan lagi. Jika bisa, apa boleh ia meminta pada Tuhan agar keinginan Sooyoung bisa terkabul. Ia ingin Sooyoung menjadi orang pertama yang menyambutnya saat terbebas nanti.

"Jangan menangis, Jisungie. Tetaplah tersenyum demi aku."

Jisung mengangguk, menghapus jejak air matanya. "Aku akan terus tersenyum demi Ahjumma."

"Terimakasih, sayang."

"Tapi janji, ahjumma juga harus selalu tersenyum."

"Iya aku janji."

***

Jisung melangkah lemah di sepanjang koridor menuju sel penjara miliknya, mengikuti langkah sang petugas tanpa ingin menoleh kemanapun.

"Ji! Jisung!"

Jisung menoleh, melihat Hyunjin yang memanggilnya dari sel penjara miliknya.

"Kau baik-baik saja?"

Jisung hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali berjalan pergi. Membuat Hyunjin merasa tak yakin karena dari yang ia lihat, Jisung sepertinya sedang sedih.

"Masuklah."

Jisung pun masuk dengan langkah lemah, menatap Minho yang bangkit dari duduk ketika ia masuk.

"Ada apa, Han?"

Jisung mulai menangis, melangkah mendekati Minho lalu menghambur ke pelukan pria itu.

"Ahjussi, aku mohon, aku ingin hidup lebih lama lagi. Aku tidak ingin meninggalkan Sooyoung ahjumma. Hiks, aku mohonn!"

Minho membatu mendengarnya, bahkan pelukannya di tubuh Jisung melonggar seketika.

"Ahjussi, apa kematianku tidak bisa di tunda lebih lama lagi? Aku ingin nyawaku di ambil saat aku sudah bebas dari sini. Aku tidak mau mengecewakan Sooyoung ahjumma lagi, aku tidak mau membuatnya sedih lagi... Aku mohon ahjussi, aku mohon."

Jisung menengadah, menatap Minho yang sama sekali tak membalas tatapannya. "Ahjussi... "

Minho melepaskan pelukannya, menghela nafas lalu menggeleng. "Ini takdir Tuhan, Han. Aku tidak bisa melakukannya untukmu."

"Tapi, Ahjussi aku-"

"Han, kau tidak bisa meminta seenaknya seperti itu."

Jisung tertunduk lemas, menjatuhkan kedua lututnya dan menyatukan kedua tangannya.

"Apa yang harus aku lakukan, Ahjussi? Bagaimana aku membayar semua kesalahanku pada Sooyoung ahjumma jika setelah ini aku akan membuatnya hancur juga. Aku mohon bantu aku, Ahjussi."

Minho menatap Jisung yang tampak lemah di bawah kakinya itu. "Aku tidak bisa melakukan apapun, Han. Maafkan aku."

Jisung ambruk, ia terduduk seraya menangis kencang merasa amat frustasi.

Bahkan, suara teriakan tangisnya sampai bisa di dengar oleh para tahanan lain di sana, termasuk Hyunjin.

to be continued...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔︎] My Annoying Grim Reaper || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang