Day 40
(Calendar of Death)Badai telah berlangsung selama semalaman, dan ketika menjelang pagi pun angin kencang dan gerimis tak kunjung berhenti. Namun, semua itu tak menjadi halangan bagi para orang-orang untuk datang ke rumah duka untuk memberikan penghormatan atas kematian Jisung.
Berbondong-bondong orang-orang berdiri di depan foto Jisung yang di penuhi karangan bunga di sekelilingnya.
Termasuk seorang pemuda yang duduk di kursi roda seraya menangis dengan kencang. Pemuda itu di temani para anak-anak yang sering bersamanya. Mereka semua memeluk Jeongin dengan sedih.
"Kami semua turut berduka cita atas kepergian Jisung, Tuan Han."
"Terimakasih banyak."
Felix yang berdiri tak jauh dari paman Jisung itu menatap semua teman-teman sekolahnya yang menangis di depan foto Jisung. Banyak yang memberi do'a dan permintaan maaf. Semuanya menyesal karena sudah meremehkan surat yang di buat Jisung.
Yeji menyenggol lengan Felix. "Kau lihat orang-orang bodoh yang kemarin menginginkan Jisung mati? Mereka bahkan menangis paling kencang."
Felix mendengus. "Biarkan saja, aku puas melihatnya."
Sooyoung merangkul tangan Felix dan bersandar di bahu pemuda tersebut. "Aku senang ada banyak yang menyayangi Jisung ku sekarang." ia mengusap lengan Felix dan kembali menangis. "Terimakasih banyak, Felix, semua ini berkat dirimu yang meyakinkan mereka."
Felix tersenyum dan mengusap air mata Sooyoung. "Aku hanya melakukan sebisaku, Nyonya..., " Menoleh ke arah Yeji dan meraih tangan gadis itu. "Tapi aku tidak akan bisa berhasil tanpa bantuan Yeji juga."
Sooyoung tersenyum ke arah Yeji, mengulurkan kedua tangannya agar Yeji mau memeluknya.
Gadis itu tersenyum lalu memeluk Sooyoung dengan erat. Memberikan beberapa kalimat penenang seraya mengusap punggung wanita paruh paya tersebut.
***
Sesuai dengan permintaan Sooyoung, Jisung di makamkan tepat di samping makam Seungmin. Semuanya berlangsung di bawah badai yang tak juga berhenti hingga sore menjelang.
Langit seolah mengamuk, suara petir juga terus menyambar setiap jamnya. Begitu sangat di sayangkan karena semesta tidak mengantarkan Jisung dengan damai hari ini. Pemakaman Jisung berlangsung dengan si sertai badai yang begitu mengerikan.
Felix menatap ke arah langit mendung yang masih menurunkan Hujan. Mendengarkan guntur yang seolah tengah menjerit dengan frustasi. Entah ada apa dengan dua hari ini, dunia seolah tengah di landa kesedihan yang luar biasa .... apa mungkin Tuhan sedang marah?
Tapi kenapa harus bertepatan dengan kematian Jisung.
END
Finally...
MAKA DENGAN INI, RUBY MENYATAKAN BAHWA BOOK MY ANNOYING GRIM REAPER RESMI TAMAT!
makasii buat kalian yang udah mau mampir dan menikmati alur ceritanya bareng rubyy yaww><
Eits, tapi tunggu duluuu!
I prepared the sequel, guys!
Are u ready for the next level?
(✿❛◡❛)
🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] My Annoying Grim Reaper || Minsung
Fantasía[TAMAT] Han Jisung tak pernah menyangka jika dirinya akan bertemu dengan seorang pria yang mengaku sebagai malaikat maut tepat di hari kematian temannya. Dan tentu saja Jisung tidak percaya begitu saja dengan ucapan pria tersebut, apalagi di zaman s...