Bab 29. Broken

5.1K 123 0
                                    

Amara kembali ke kampus setelah dia ijin tidak mengikuti kelas selama dua hari, ternyata semua sudah banyak berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amara kembali ke kampus setelah dia ijin tidak mengikuti kelas selama dua hari, ternyata semua sudah banyak berubah. Amara duduk di kursinya sebelah Fitria, banyak orang menatapnya dengan pandangan tidak suka.

"Nggak usah di pikirin Ra, gue tau kalo itu semua nggak bener kok."

"Gue nggak papa kok Fit, makasih udah mau temenan sama gue."

"Lo kan temen gue, masa gini doang gue ninggalin lo sih."

Setelah kelas berakhir, Amara tidak banyak ke tempat-tempat ramai, dia hanya duduk menyendiri di perpustakaan sambil membaca buku. Sedangkan Fitria juga harus mengerjakan tugasnya di lembaga otonom, apalagi Fitria masih anggota baru sehingga Amara harus sendirian disana.

"Ra, gue cariin kemana-mana juga." Willy duduk di kursi sebelah Amara.

"Kenapa kak?."

"Lo udah tau kan kalo yang nyebarin tentang lo itu Anissa?."

"Gue nggak tau."

"Reksaga nggak bisa ketemu sama lo karena dia ada urusan, tapi dia bilang ke gue buat nyampein ke lo soal ini."

"Gue udah nggak papa kok kak, lagian gue lebih nyaman sendirian kayak gini."

"Jangan jauhin Reksaga, dia suka banget sama lo Ra. Ini soal perasaan lo, jadi gue harap lo bisa jujur sama diri lo sendiri."

"Ha?."

"Ya udah gue mau ngomongin itu aja, jangan lupa masuk kerja kalo lo masih mau kerja."

"Iya kak, Maaf."

"Hahahaha...."

Sejujurnya Amara tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Willy, tapi mendengar bahwa yang menyebarkan tentangnya adalah orang yang sangat menyukai Reksaga, membuat Amara sadar bahwa posisinya dekat dengan Reksaga hanyalah sebuah masalah untuknya dan untuk orang lain, karena Amara tidak sebersih itu untuk jadi pasangan Reksaga, akan ada kisah lain di kemudian hari yang akan membuat Reksaga malu karena dirinya.

...

Anissa keluar dari kamarnya, wajah gadis itu terkejut saat melihat ada sekitar 5 orang pria di dalam apartemennya termasuk Reksaga dan Willy.

"Ini ada apa? Kenapa banyak orang disini?."

"Gue mau tau dong, lo kan yang menyebar video nya?." Tanya Reksaga sambil tersenyum pada Anissa.

"Apaan sih Rek, gue nggak ngelakuin apa-apa."

"Jangan sok polos, gue tau lo kan yang menyebar."

"Terus kalo gue kenapa? Gue nggak suka sama Amara, gue nggak suka sama tuh cewek yang sok."

"GILA!, Amara nggak pernah ganggu lo Sa, boro-boro ganggu, lo fitnah aja dia masih maafin lo." Ucap Willy kesal, tadinya dia tidak setuju dengan apa yang Reksaga lakukan tapi sekarang dia tidak peduli mau Anissa mati atau apapun itu.

"Terus? Harusnya dia nggak nyoba buat ngerebut apa yang gue incar kan?."

"Gue nggak akan sama lo walaupun gue nggak sama Amara." Jawab Reksaga dingin.

Reksaga memberikan kode pada ketiga anak buah Willy, mereka yang sudah mengerti menangkap kedua tangan Anissa dan menjatuhkan tubuh kecil itu ke sofa yang ada di apartemen tersebut. Beruntung Reksaga sudah menyabotase semua CCTV di gedung apartemen tersebut.

Reksaga mengambil kaleng minuman yang ada di meja dan membukanya kemudian menuangkan ke dalam gelas sekaligus menuangkan bubuk putih yang dibawa untuk campuran minuman tersebut.

"Lepasin GUE! SIALAN!." Anissa terus berontak, Reksaga hanya tersenyum sambil berjalan ke arah Anissa.

"Buka mulutnya!."

Salah satu dari mereka berusaha membuka mulut Anissa, Reksaga menuangkan minuman itu ke dalam mulut Anissa, ada penolakan tapi akhirnya Anissa menelan minuman tersebut karena banyak berontak membuatnya tidak sengaja menelannya.

"Gue mau liat kalian menikmati tubuhnya." Ucap Reksaga sambil duduk di meja, laki-laki itu membawa ponselnya dan menekan record.

"Nih jangan lupa pakai masker nya." Willy melemparkan penutup kepala kepada seluruh anak buahnya.

"Ini serius nggak papa bos?."

"Nggak masalah, semua aman kalau ada Reksaga."

Reksaga senyum-senyum sendiri setelah melihat apa yang dia rekam di ponselnya, mungkin videonya sekarang sudah menyebar kemana-mana mengalihkan videonya dengan Amara. Perbincangan semua orang juga akan berubah menjadi Anissa yang di gangbang oleh tiga pria, apalagi Anissa yang dipengaruhi obat itu membuatnya seperti pelacur sungguhan.

Reksaga melihat Amara yang duduk di sofa sambil melihat ponselnya, pandangan Amara tajam ke arah Reksaga saat laki-laki itu baru saja menunjukkan wajahnya di depan pintu.

"Sayang..."

"Stop!."

"Kenapa?."

"Apa yang udah kak Reksa lakukan? Kenapa? Kenapa kak Reksa ngelakuin hal itu ke Anissa?."

"Apa sih?."

"Kak Reksa kan yang buat ini semua?." Amara menunjukkan layar ponselnya yang memperlihatkan Anissa disana.

"Lo nggak mau makasih ke gue karena gue udah hapus berita tentang kita?."

"Tapi bukan gini kak caranya."

"Terus gimana? Jangan bodoh deh Ra."

"FAKTANYA GUE EMANG JALANG NYA KAK REKSA!." Teriak Amara kesal. "IYA KAN? KAK REKSA NAMPUNG GUE DISINI, KITA BERHUBUNGAN BADAN TIAP HARI, GUE NGGAK ADA BEDANYA SAMA NYOKAP GUE!."

"Lo ngaco deh Ra, nggak usah ngomong yang nggak-nggak. Jangan bahas ini lagi, gue nggak mau denger, dan gue harap lo terima aja yang udah terjadi, nggak usah berantakin semua yang udah gue lakuin ke lo."

Reksaga meninggalkan apartemen sambil menutup pintu dengan keras. Laki-laki itu masuk kedalam mobilnya, dia melihat tayangan konferensi pers yang diadakan oleh Ayah dan ibunya di salah satu media sosial.

Perkenalkan saya Kevin, ayah Reksaga Savero dan ini Istri kesayangan saya Yura, ibu dari Reksaga. Perihal video yang telah beredar, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas apa yang dilakukan oleh putra sekaligus calon menantu saya, tunangan Reksaga. Saya tidak ingin mendapatkan pembenaran atas apa yang terjadi, tapi saya harap video itu tidak banyak menyebar karena saya tidak akan tinggal diam jika masih ada yang menyimpannya apalagi menyebarkannya kembali. Saya secara tegas menuntut siapapun yang menyebarkannya. Sekian dari saya, sekali lagi saya mohon maaf dan Terima Kasih, Permisi.

Setelah itu selesai, banyak pertanyaan yang media ajukan pun tidak di balas oleh Kevin. Reksaga puas dengan masalah yang sudah diselesaikan, banyak orang tidak terkecoh dengan video itu lagi, melainkan beralih pada video milik Anissa yang sudah menyebar karena ulahnya.

Sedangkan di sisi lain, Amara berada di dapur apartemen dengan pandangan kosong. Matanya tertuju pada benda tajam yang ada di antara alat memasaknya, air mata Amara menetes. Dia takut, sesungguhnya dia sangat takut mati, tapi dia tidak punya alasan untuk bertahan lebih jauh lagi. Dia sendirian, dia benar-benar sendiri, tidak ada tempat untuk pulang.

"Kalau aku mati, aku tidak akan lagi merasakan sakit, kalau aku mati semuanya akan berjalan di jalannya masing-masing, semua tidak akan berubah. Reksaga bisa melanjutkan hidupnya dengan baik, ibu akan bahagia dengan keluarganya, hal indah akan datang setelah aku mati. Aku yakin itu." Amara mengambil pisau tajam tersebut.

...

MILKSHAKE| Give Me More Your Life✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang