Warning adult content 21+ !!!
Reksaga kembali ke kamar, mengunci pintu kamarnya kembali. Terlihat lampu kamar mandi yang menyala juga suara gemericik air didalamnya, Amara sedang membersihkan tubuhnya. Reksaga duduk di kursi yang ada di balkon sambil menghisap rokoknya, menunggu Amara selesai mandi.
Beberapa menit kemudian pintu kamar mandi terbuka, Amara terlihat keluar dari sana memakai jubah mandi. Rambutnya masih basah, dikeringkan menggunakan handuk kecil. Amara berjalan menuju ke meja rias, Reksaga yang belum menghabiskan rokoknya, mematikan puntung rokok yang masih setengah tersebut dan masuk kedalam kamar, menutup pintu balkonnya kembali.
Reksaga mengambil hairdryer yang ada di tangan Amara, menyalakan tombol on. Pria itu berdiri di belakang Amara, menyentuh rambut basahnya menggunakan tangan kiri, menyisirnya dengan perlahan, mengarahkan hairdryer disana untuk membantu mengeringkan rambut wanita itu. Mereka berdua terlihat di kaca, wajah cantik dan segar Amara yang membuat Reksaga bahagia.
"Udah? Anna gimana?."
"Kecoa doang, soalnya jendela kebuka."
Amara hanya menganggukkan kepala, mengerti dengan jawaban Reksaga.
Reksaga mencium kepala Amara, menghirup wangi rambut Amara yang sangat memabukkan. Reksaga menyukainya, sejak awal mereka bertemu, wangi Amara yang selalu membuatnya tidak bisa fokus melakukan apapun. Setengah rambut Amara sudah mulai kering, Reksaga menyingkirkan rambut panjang itu ke samping, mencium wangi tubuh Amara melalui leher wanita itu. Hembusan nafas Reksaga membuat mata Amara terpejam, hangat dan juga menenangkan.
"Aku selalu suka apapun tentangmu." Bisik Reksaga dengan suara beratnya tepat di telinga Amara.
Mata mereka bertemu saat keduanya sama-sama melihat ke arah cermin, reaksi yang bisa dipahami masing-masing. Reksaga membawa Amara berdiri dari duduknya di depan meja rias, mereka berdua berjalan menuju ke ranjang, Reksaga mendudukan Amara di ranjang mereka.
"Apa aku dapat ijin malam ini?." tanya Reksaga, dia akan selalu meminta persetujuan Amara jika menginginkannya, bukan berubah, tapi Reksaga hanya tidak ingin membuat Amara meninggalkannya lagi. Walaupun bukan Reksaga banget, tapi dia akan melakukan apapun untuk membuat Amara stay di sisinya.
Amara menganggukkan kepalanya, melihat hal itu Reksaga langsung melahap bibir manis Amara. Sangat manis, membuat Reksaga tidak bisa melepaskan ciuman itu buru-buru, ciuman yang hanya saling menyatukan bibir berubah menjadi ciuman panas saling melumat meninggalkan banyak kesan.
Ciuman mereka terlepas, keduanya saling terengah mengambil oksigen masing-masing. Reksaga mulai melepaskan kaos yang dipakainya, meletakkan di sembarang tempat. Tubuh atletisnya sangat terbentuk, beberapa kotak di perut juga lengan yang kekar. Akibat dari sering melakukan gym ataupun olahraga pagi serta makanan sehat yang selalu dikonsumsi.
Reksaga menarik tali jubah mandi yang Amara kenakan, tentu saja setelah mandi dia hanya akan mengenakan kain putih yang menutup tubuh polosnya. Reksaga tersenyum saat melihat Amara yang tidak memakai kain apapun di tubuhnya. Pria itu berjongkok di depan Amara, mencium tangannya dengan lembut, menciumi bekas luka yang ada di tangannya juga, sesekali melihat wajah Amara yang merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKSHAKE| Give Me More Your Life✓
Roman d'amour[END] Warning 21+ "Sayang... kamu kan tau kalau aku masih punya video kita." "Aku mohon jangan lagi." "Aku bisa sebar dan semuanya akan tahu bagaimana kamu. Bukannya lebih baik kamu mengikuti alur hidupmu. Tidak akan ada yang berubah Ra..." Amara Cr...