Bab 55. Perfect Family

3.1K 82 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi saat Amara baru saja membuka matanya, wanita itu beranjak dari ranjang dengan sangat pelan, takut membangunkan Reksaga yang masih terlelap. Tubuh Amara terasa sangat perih di banyak bagian, apalagi bekas kissmark yang Reksaga tinggalnya rasanya sedikit nyeri, jika disentuh rasanya sakit, tapi entah kenapa saat Reksaga membuat itu terasa sangat nikmat dan membuatnya menginginkan lagi dan lagi.

Amara mengisi bak mandi dengan air hangat, dia juga menuangkan sabun dan beberapa wewangian lainnya di dalam sana. Setengah jam dia akan berendam merilekskan tubuhnya di dalam air hangat. Sambil menunggu bak mandi penuh, Amara keluar ke dapur untuk mengambil air minum, meneguknya dalam satu gelas penuh. Sarapan pagi ini hanya ada roti dan selai, dia bisa membuatnya nanti setelah mandi, kalau membuat sekarang yang ada nanti tidak enak sudah dingin.

Setelah setengah lumayan penuh, Amara masuk kedalam bak mandi setelah menanggalkan semua pakaiannya, wanita itu merebahkan tubuhnya dengan nyaman di dalam sana. Sambil memejamkan mata, Amara menikmati hangat air dan wangi vanilla yang menusuk hidungnya, terasa sangat menenangkan dan membuatnya ingin terus didalam sana. Sebuah sentuhan lembut di kepala Amara membuatnya membuka mata.

Pria tampan berjongkok di sebelah bak mandinya sambil tersenyum manis, kecupan singkat berakhir di bibir Amara, sangat manis.

"Gimana Kak Reksa bisa masuk?."

"Bukannya kamu mau aku masuk? pintunya tidak di kunci."

"Nggak, aku lupa menguncinya."

"Tapi aku suka melakukannya, aku suka kamu lupa kunci pintu."

"Apaan sih."

"Aku akan keluar, kamu mau nitip apa?."

"Euumm.... bahan makanan habis, bisa tolong belikan yang biasa, tapi seadanya aja, ntar bisa belanja lagi."

Reksaga mengangguk, "Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku."

"Iya, makasih kak."

Reksaga meninggalkan apartemen menuju ke supermarket terdekat untuk membeli rokok dan pesanan Amara. Mereka berdua tidak banyak makan apalagi makan-makanan aneh, biasanya hanya daging, telur, sayuran, buah, dan bumbu yang habis. Reksaga juga memasukkan beberapa kaleng minuman beralkohol serta dua botol milkshake kemasan yang biasa Amara beli.

Sambil menenteng paper bag berisi belanjaan, Reksaga mengeluarkan satu batang rokok dari kotaknya dan menyalakan untuk di hisap. Dia datang ke supermarket jalan kaki karena jaraknya yang tidak jauh dari apartemen. Baru beberapa kali melangkah meninggalkan supermarket, pria itu kembali menghentikan kakinya saat melihat Ibu Amara yang datang ke arahnya.

Reksaga menjatuhkan rokoknya dan dia injak, pria itu tersenyum menyapa wanita paruh baya itu dengan sopan, walaupun Amara tidak hidup baik dengan ibunya sendiri, tapi tetap saja dia adalah orang yang membuat Amara berada di dunia ini, setidaknya jika dia memutuskan untuk tidak melahirkan maka jelas Amara tidak akan ada di dunia ini.

"Aku butuh uang." Ucap Diandra santai, wanita itu seakan tau kalau Reksaga tetap akan memberikannya uang selama tidak mengganggu Amara.

"Amara akan marah kalau dia tau anda melakukan ini."

"Bukannya kamu kaya, apa salahnya 20 juta."

Reksaga tersenyum tipis, "Berlakulah layaknya seorang ibu untuk Amara, maka saya akan memberikan uang yang anda inginkan."

"Pfftthahahaa kenapa aku harus melakukan hal konyol, dia tidak akan pernah menjadi anakku."

"Kalau begitu jangan gunakan dia untuk mendapatkan uang, saya permisi." baru beberapa langkah, Diandra menghentikan langkah Reksaga.

MILKSHAKE| Give Me More Your Life✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang