Kampus adalah salah satu tempat dimana semua telinga akan terbuka lebar untuk hal apapun dan mulut seperti angin yang membelah kemana-mana. Tidak ada dinding yang tebal di kampus, semua dindingnya terasa sangat tipis, kabar apapun akan terdengar walaupun hanya satu orang yang buka suara.
Amara berjalan menuju ke gedung A untuk mengumpulkan tugas milik kelasnya, dia tidak ingin tapi dia disuruh dosen mata kuliah pengantar hukum indonesia untuk meletakkan buku tugas di mejanya. Baru memasuki lift menuju ke lantai 7, Reksaga ikut masuk kedalam, pandangan mereka bertemu.
"Mau kemana?." Pertanyaan itu langsung di lontarkan saat melihat Amara disana.
"Lantai 7 kak, mau ngumpulin tugas."
"Mau gue bantuin? Gue juga mau ke ruang dosen, PHI kan? Pak Ardi?."
"Iya kak, tapi nggak usah, udah bisa sendiri kok. Kak Reksa ada keperluan apa?."
"Nyari tanda tangan." Reksaga menunjukkan map biru bening yang dia bawa sambil tersenyum.
Ingatan tentang mereka semalam membuat Amara jadi berpikir kemana-mana, apalagi saat matanya melihat bibir Reksaga. Amara langsung menggelengkan kepala, dia bodoh, kenapa harus memikirkan hal jorok disaat seperti ini.
Lift pun berhenti di lantai 7, mereka berdua keluar bersamaan dan masuk kedalam ruang dosen. Amara menuju ke sebelah kiri sedangkan Reksaga menuju ke sebelah kanan, setelah meletakkan buku-buku itu di meja Pak Ardi, Amara keluar lagi untuk pergi ke perpustakaan universitas.
Baru mau tertutup liftnya, lagi-lagi Reksaga berteriak untuk menunggunya. Reksaga berlarian menuju ke lift dan bergabung lagi dengan Amara disana.
"Gue kira kak Reksa lama."
"Nggak papa, thanks udah di tunggu."
Tidak ada perbincangan lagi hingga mereka sampai di lobby "Mau kemana lagi?." Tanya Reksaga saat mereka berdua keluar bersamaan dari lift.
"Ke perpus univ."
"Mau bareng gue aja? Gue mau ke rektorat."
"Nggak usah kak, gue jalan kaki aja."
"Nggak masalah, Rektorat ngelewatin perpus juga. Ayo."
Amara tidak bisa menolak kebaikan Reksaga, apalagi kalau dia ingat bagaimana Reksaga membantunya mendapatkan pekerjaan paruh waktu di cafe, Amara tidak bisa menolak kalau Reksaga sudah bersikeras membantunya lagi dan lagi. Mobil milik Reksaga berhenti di depan gedung Fakultas Hukum, sebelumnya Reksaga sudah mengatakan pada Amara untuk menunggu di depan gedung saja karena dia harus mengambil mobilnya yang ada di basement.
Mobil Reksaga berhenti di depan Amara, dia bahkan menjadi pusat perhatian semua orang terutama yang ada di gazebo fakultasnya. Reksaga membuka kaca mobilnya dan menyuruh Amara masuk, Amara pun membuka pintu mobil Reksaga lalu masuk kedalam dengan perasaan tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKSHAKE| Give Me More Your Life✓
Romansa[END] Warning 21+ "Sayang... kamu kan tau kalau aku masih punya video kita." "Aku mohon jangan lagi." "Aku bisa sebar dan semuanya akan tahu bagaimana kamu. Bukannya lebih baik kamu mengikuti alur hidupmu. Tidak akan ada yang berubah Ra..." Amara Cr...