Warning Adult Content! 21+!
Reksaga mendudukkan Amara di sofa yang ada di kamar mereka, sofa single size yang biasa Reksaga gunakan untuk menikmati malam sambil melihat pemandangan lampu di jalanan dan gedung-gedung pencakar langit yang tampak indah. Reksag berjongkok di depan Amara, meninggalkan banyak kecupan dari ujung kaki hingga paha nya, tanpa mengalihkan pandangan ke arah Amara yang nampak menikmati sentuhannya, wajah memerah serta desahan lirih yang menggairahkan.
Tangan Reksaga mulai melebarkan paha Amara, menyentuh area sensitifnya dengan sangat lembut. Jari tangannya menyentuh sangat lihai di bawah sana membuat Amara sesekali melengkungkan tubuhnya karena perasaan geli.
"Nghhh ahhh." Amara memegang tangan Reksaga, menghentikan sentuhannya.
Reksaga berdiri, menarik pinggang Amara lebih dekat dengannya, mencium bibir manis itu, melumatnya dengan penuh gairah. Tangan Reksaga yang semula ada di pinggang Amara pindah ke bawah telinga, menarik kepala wanita itu untuk memperdalam ciuman mereka.
Hawa dingin di kamar dengan ac yang menyala sama sekali tidak mempengaruhi mereka berdua, tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh. Reksaga mengangkat tubuh Amara, menggendongnya menuju ke ranjang dan menidurkan disana. Ciuman Reksaga turun menuju ke leher Amara, semakin turun dan berhenti di dua gundukan sintal milik Amara.
Reksaga meremas payudara kiri Amara, sambil melumat payudara kanan. Matanya beberapa kali memperhatikan wajah cantik Amara yang hanya diterangi lampu tidur orange, Wajah cantik yang nampak sangat mempesona dengan bibir yang sedikit terbuka mengeluarkan desahan merdu.
Setelah puas dengan tubuh bagian atas Amara, Reksaga menarik laci nakas sebelah tempat tidur, mengambil satu bungkus kondom yang dia simpan disana, masih ada. Bersyukur kondom yang disimpan masih tersisa, hanya satu. Dia harus membeli lagi besok, niatnya ingin beberapa ronde malah hanya satu karena hanya menemukan satu bungkus kondom disana.
Reksaga menggigit ujung bungkus kondom tersebut, mengeluarkan isinya dan membuang bungkusnya ke sembarang arah. Reksaga memakaikan ke miliknya yang sudah sangat membengkak. Perlahan Reksaga melebarkan kembali paha Amara, menggesekkan miliknya disana dengan lembut.
"Aaahhh...." desah Amara saat merasakan milik Reksaga yang bersentuhan dengan miliknya, sangat keras.
"Aku akan masuk sayang." Ucap Reksaga sambil menekan miliknya pada milik Amara.
Amara mengangguk di sertai desahan "Aaarrrgghhh..."
Reksaga mendiamkan miliknya sejenak, sangat sempit dan menekan di dalam. Bukan kali pertamanya tapi milik Amara selalu membuatnya merasa dibawa terbang. Reksaga mengusap anak rambut yang menutupi wajah cantik Amara, mencium bibir itu dengan lembut.
"Apa sangat sakit?." Tanya Reksaga memastikan kalau Amara baik-baik saja, dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama untuk kesekian kali.
"Sedikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKSHAKE| Give Me More Your Life✓
Romance[END] Warning 21+ "Sayang... kamu kan tau kalau aku masih punya video kita." "Aku mohon jangan lagi." "Aku bisa sebar dan semuanya akan tahu bagaimana kamu. Bukannya lebih baik kamu mengikuti alur hidupmu. Tidak akan ada yang berubah Ra..." Amara Cr...