Bab 51. Jebakan

3.1K 87 2
                                    

Setelah Anna sadar dan tidak mengatakan apapun, Kevin menghubungi kedua orang tua Anna secara pribadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Anna sadar dan tidak mengatakan apapun, Kevin menghubungi kedua orang tua Anna secara pribadi. Sejak sadar Anna hanya diam, enggan bicara, semua yang ada disana juga tidak berani menanyakan apapun apalagi Anna baru saja sadarkan diri.

Kevin sedikit menjauh di luar untuk menghubungi kedua orang tua Anna, wajahnya nampak sangat kesal sambil bicara dengan orang yang di seberang telepon. Walaupun begitu, Kevin masih bisa menjaga suaranya agar tidak mengganggu keadaan di rumah sakit. Setelah berbincang cukup lama dan terlihat bukan kabar baik, Kevin menghampiri Reksaga dan Amara yang ada di bangku tunggu di luar ruangan, didalam sudah ada Yura yang menjaga Anna.

"Sialan, mereka sengaja mengirim anaknya kesini agar kamu bertanggung jawab, tapi malah ketahuan duluan sebelum Anna menjebak kamu. Maafkan daddy." Ucap Kevin merasa bersalah karena membiarkan anak itu tinggal bersama putranya.

Reksaga menghembuskan nafasnya tidak percaya "Aku tau siapa cowok nya dad, hanya asumsi, tapi melihat Anna kayak gitu, kayaknya aku tau ayahnya."

"Siapa? Kamu tau orangnya?."

"Dia juga ganggu Amara."

Amara menoleh ke arah Reksaga, padahal Amara sudah melupakan kejadian waktu itu karena Reksaga tidak mempermasalahkan di depannya. Tapi ternyata diam-diam Reksaga melakukan hal yang tidak diketahui.

"Katakan pada Daddy, daddy akan mengurusnya."

"Udah Reksa urus, dia akan datang kalau memang dia ayahnya."

"Kamu yakin?."

"Nggak, tapi bukannya dia nggak punya pilihan kalau bukan datang dan mengakuinya, daddy juga tau gimana aku kan."

"Kalau begitu, sampai disini saja, jangan lanjutkan lagi. Daddy tidak ingin kamu kena masalah."

Reksaga hanya mengangguk, dia tidak bisa membantah ayahnya. Kalau ada yang bertanya apa alasannya, Reksaga tetaplah darah dagingnya, sifat Reksaga turun dari ayahnya, ketimbang Reksaga, ayahnya lebih tidak berperasaan dan punya caranya sendiri yang lebih kejam dari pria itu.

Amara melangkahkan kakinya di taman dengan Reksaga, seharian mereka berada di rumah sakit karena menunggu Anna. Malam itu mereka memutuskan keluar dari Yura mengizinkan mereka berdua untuk keluar mencari udara di luar.

Reksaga melepaskan jaket yang di pakainya dan mengenakan di tubuh Amara, mereka berdua jalan dalam diam, Amara tidak ingin menanyakan apapun, sedangkan Reksaga tidak tahu apa yang harus dia katakan.

Reksaga menoleh ke arah Amara sambil menghentikan langkahnya, begitu pula Amara yang juga menghentikan langkahnya saat Reksaga berhenti, tangan mereka bertautan. "Soal-."

"Kak Reksa nggak perlu bilang kalo emang itu rahasia, makasih karena udah percaya sama aku dan melakukan hal di belakang hanya dema aku." Amara sudah paham yang Reksaga lakukan walaupun dia tidak tahu secara detail apa yang pria itu lakukan sebenarnya.

MILKSHAKE| Give Me More Your Life✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang