d

6.5K 704 107
                                    

"Aku mulai, ya."

Sudah bukan hal baru bagi mereka jikalau ada kumpul pertemuan, seorang Yoon -salah, Choi Jeonghan akan duduk sendirian di single sofa dengan kaki bersilang, sementara Seungcheol berdiri di belakangnya.

Semua hadir di lobby. Sofa yang ada memang tidak cukup untuk diduduki para penghuni, tapi tidak ada yang mempermasalahkan. Beberapa lebih memilih duduk di bagian lengan sofa, atau bersandar di dinding, bahkan seorang Boo Seungkwan dengan asiknya duduk di lantai sambil membuka satu cemilan untuk sosok kecil di pangkuannya.

"Senin, lantai 6.
Selasa, lantai 5.
Rabu, lantai 4.
Kamis, lantai 3.
Jum'at, lantai 2.
Sabtu, lantai 1.
Minggu, Mei bisa pilih sendiri mau tinggal sama siapa." -Han

"Itu berlaku selamanya?" -Soo

"Tidak.
Berlaku sampai Mei sudah menentukan dengan siapa dia nyaman untuk tinggal." -Han

"Dari mana kita tau dia nyaman dengan siapa?" -Hoon

"Akan aku tanya tiap awal bulan." -Han

"Aku akan sangat sakit hati kalau tidak dipilih." -Kwan

"Well, itu urusan kalian bagaimana mau menarik hati Mei-mei." -Han

"Hey, itu panggilan kesayanganku!" -Hao

"So?" -Han

"Back to topic.
Jikalau nanti ada yang berhalangan, kalian bisa tukar jadwal dengan lantai lain.
Catatan, harus dengan persetujuan kedua pihak yaitu Mei dan pengganti. Paham?" -Cheol

"Hyung.
Bagaimana dengan perlengkapan yang Mei butuhkan??" -Seok

"Sekolahnya? Ini pertengahan tahun, aku rasa akan sulit mendaftarkannya ke sekolah." -Gyu

"Bagaimana dengan asuransi kesehatan, pendidikan, dan tanggungan lainnya?" -Jun

"Bagaimana dengan kasus Mamanya?
Masih kita selidiki, kan?" -Soon

Semua kompak melemparkan tatapan tajam ke penanya terakhir. Hening menyelimuti, Soonyoung hanya bisa menggumamkan kata maaf saat sadar bahwa Mei masih duduk di lantai samping kakinya persis.

Mau tidak mau pasti mendengar apa yang tadi terucap.

"Papa.."

"Ya?/ne?/hm?"

Lagi, semua kompak menyahut panggilan dari Mei.

"Apa Mei merepotkan kalian?"

"Siapa yang bilang merepotkan?
Kita semua senang, ada Mei di sini." -Kwan

"Benarkah?"

"Yap.
Apa Mei juga senang ada di sini bersama kita?" -Hao

"..senang."

"Cha, coba senyum. Papa mau lihat senyum Mei." -Soo

Anak itu berpikir sejenak, kemudian tangannya terangkat ke kedua pipinya, ditarik sedikit ke atas sehingga bisa membentuk senyuman dan membuat orang dewasa di sekelilingnya refleks terkekeh.

Dia yang disuruh senyum, malah buat orang lain senyum.

"Mei, lihat sini." Pinta Jeonghan, yang langsung dituruti sang anak. "Hari ini, kita akan beli perlengkapan Mei mulai dari baju, alat mandi, produk kecantikan, apapun yang Mei butuhkan. Jangan ragu untuk minta, okay?"

"Kita??
Jadi kita semua akan pergi belanja dengan Mei ke mall, hari ini?!" -Hoon

"Iya, Ji.
Duduk dulu. Tidak sekarang juga, maksudku. Tunggu sampai selesai meeting." -Han

"..aku tidak sabar.
Cepat." -Hoon

"Urusan sekolah, aku serahkan pada Seokmin. Dia pasti punya banyak kenalan yang bisa disogok untuk mendaftarkan murid baru meskipun bukan awal tahun ajaran." -Han

13 Papa [Seventeen MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang