q

3.1K 415 16
                                    

"Wonwoo, hari ini kamu yang buat bekal Mei, ya."

"Won, aku tidak bisa antar Mei. Tolong."

"Won maaf, aku sibuk jadi-"

"Won"

"Won"

"Won"

Ada apa dengan Mingyu hari ini?

Bukannya Wonwoo tidak mau disuruh-suruh, tapi calon suaminya dari pagi sampai siang hanya fokus dengan gadget. Sok sibuk kirim pesan terima telepon dan pergi sebentar kemudian pulang sebentar hanya untuk telepon lagi sambil memerintah Wonwoo.

Bahkan sekarang pria itu masih dengan seragam polisi berdiri di tengah ruangan, gadget di tangan, tidak memedulikan Mei yang terlihat kesusahan mengerjakan tugas prakarya di dekatnya.

"Gyu, bisa nanti lagi main handphonenya? Aku sedang buat makan siang, jadi tolong bantu Mei sebentar."

"Mei bisa kok, Papa!"

"Iya sayang, tapi itu harus pakai gunting. Kalau tidak hati-hati nanti kamu terluka."

"....."

"Gyu??"

"Aku harus pergi."

"Sekarang??"

"Won, tolong ambil kunci mobil."

"Gyu, aku sedang buat makan siang! Bukankah tadi kamu yang minta?!"

"Lupakan soal makan. Ini lebih penting."

"Cukup. Aku muak. Ada apa dengan mu hari ini?!"

"Aku hanya sedang bekerja, kebetulan cukup sibuk. Kau mencurigai ku apa-apa, huh??"

"Siapa yang bilang aku curiga, Gyu?!"

"Gerak gerik mu bilang begitu!"

"Aku tidak-
Tunggu.
Kau menyembunyikan sesuatu dari ku."

"Kan. Apa itu bukan curiga namanya?"

"Bukan. Kau selalu menuduhku yang tidak-tidak kalau sedang memiliki rahasia. Aku hafal sifat mu, Kim Mingyu."

"Ck! Sudah ku bilang-"

"Aw!"

Keduanya kompak menoleh. Sama-sama terkejut ketika menatap Mei yang melempar gunting kemudian dengan erat menggenggam jarinya sambil berusaha menahan sakit.

Ya, anak itu terluka.

Makanya dengan cepat Wonwoo mengangkatnya. Sigap luar biasa ketika beberapa tetes darah mulai terlihat, apalagi ketika ia mencuci lukanya Mei tak kuasa menahan air mata sakit.

Beruntung Mingyu juga bergerak cepat dengan mengambil obat merah dan plester luka. Dalam diam fokus mengobati si kecil yang sibuk terisak di pelukan Wonwoo.

"Sshhh, it's okay. Cuma luka kecil, baby, it's okay."

"Sakit.. hiks.."

"Maaf.
Papa kurang memerhatikan mu dari tadi."

"Oh, kau akhirnya sadar?"

"Hentikan. Aku sedang tidak ingin bertengkar."

"..."

"Mei baik-baik saja. Kau bisa melepasnya."

Alih-alih mendengarkan, Wonwoo malah lanjut memeluk erat Mei. Seakan dengan sengaja melawan kata-kata Mingyu.

Acara bertengkar mereka terus berlanjut. Bahkan Wonwoo masih mendiami Mingyu ketika pria itu pulang dari acara kerja mendadaknya.
Tidak mengindahkan beberapa pertanyaan kecil khas basa-basi si calon suami.

13 Papa [Seventeen MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang