o

3.4K 434 19
                                    

"Aku bingung."

"??"

"Kenapa orang tua tidak boleh masuk ke sekolah anaknya?"

"Aku lebih bingung kenapa kamu mau masuk sekolah Mei padahal bukan acara ambil rapot atau semacamnya."

"Aku tuh harus tau nama teman-teman Mei, terus tempat belajar Mei, lihat siapa yang duduk di sebelahnya, kelompok belajarnya, guru-gurunya.."

"Haohao, berhenti cemas tanpa sebab.
Orang tua memang tidak bisa terus-terusan di samping anaknya kalau sekolah."

Sebentar.

Ada yang salah.

Junhui, alias pasangannya yang sedang menonton tv ini, terlalu normal untuk meladeni ke-random-an Minghao.

Apa ada salah makan? Sarapan apa tadi mereka? Cuma bubur, kan? Kenapa Jun jadi mode serius jelek tidak seperti biasanya?

Oh.

Jangan-jangan..

"Kamu tidak sayang Mei lagi?"

"Huh?
Kalau tidak sayang, tidak akan ku sisir rambutnya hari ini. Ku jambak saja kalau begitu."

"Terus kenapa tiba-tiba jadi aneh-
Ah.
Aku tau.
Pasti tidak sayang aku lagi.

FINE."

Kalau bisa diterjemahkan isi kepala Junhui sekarang, mungkin tidak lain dan tidak bukan isinya hanyalah tanda tanya.

Padahal tidak ada angin tidak ada hujan, bisa-bisanya ia dituduh bersalah.

"Lupakan soal Mei. Dia hanya sekolah selama tiga jam, tidak lebih.
Kemari. Mau ku tunjukkan seberapa sayang ku pada mu, hm?"

Minghao menuruti tarikan tangan Jun yang menuntunnya untuk duduk di sisi, menjadi guling yang dipeluk erat oleh si dominan sambil menyandarkan kepalanya di ceruk leher yang selalu harum menggoda untuk dicium.

Tidak ada reaksi. Sosok tersebut belum berubah moodnya bahkan setelah Jun memberinya satu dua sentuhan.

Well, cukup dimengerti. Karena bagaimana pun Junhui adalah orang lama yang hidup dengan Minghao.

Hal se-remeh harga barang naik satu perak saja bisa membuat tingkat kecemasan Hao tinggi hingga mengganggu tidurnya.

Jadi ketika satu hari bertanggung jawab atas Mei yang dilepas di luar.. apalagi setelah kejadian tak terduga beberapa hari lalu.. Jun sudah memprediksi akan seperti ini akhirnya.

"Harusnya aku tunggu saja tiga jam di luar sekolah, ya kan?"

"Hao.."

"Mungkin nanti gurunya akan kasihan, terus diberi izin masuk-"

"She's safe.
Kita akan menjemputnya 2 jam 30 menit lagi. Mengerti?"

Kadang Minghao lupa, kalau mau seaneh apapun sikap Jun..

..dia adalah dominan di rumah ini.

Jadi meskipun nadanya bertanya untuk memastikan, tapi terdapat aura memerintah di sana.

Tidak terdengar ramah memang, namun cukup menenangkan baginya.

Itulah yang membuat Minghao menghela nafas sekarang, balas memeluk Junhui dengan mata terpejam dan menikmati segala afeksi yang diberikan sambil sesekali melirik tv alias penyumbang suasana berisik di antara mereka.

"Hey."

"Hm?"

"Menurut mu..
Apa Papa Mei ada kemungkinan untuk menculiknya?"

13 Papa [Seventeen MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang