i

3.9K 543 29
                                    

"Jadi gimana rasanya tinggal dengan yang lain, hm?"

Sosok yang dilontarkan pertanyaan tersebut sontak berhenti mengunyah. Berpikir sejenak sambil memerhatikan tangan lihai Wonwoo yang asik mengupas apel, diam-diam mengambil satu potong lagi sebelum akhirnya menjawab.

"Papa Cheol seru."

"Seru?"

"Yap. Di rumahnya ada banyak orang. Luas juga, terus Papa Cheol baik tidak pernah marah sama Mei."

"Ya. Sebaiknya jangan buat dia marah."

"Papa Han bikin makanan aneh pun, dia tidak marah."

"Aneh?"

"Papa Han buruk sekali soal memasak."

Sejujurnya Wonwoo ingin dengar lebih lanjut.
Tapi firasatnya bilang kalau sampai sini saja cukup. Ia tidak mau tau aib orang lain.

"Kalau Papa Soon?"

"Papa Soon baik, Papa Ji baiik~"

"Mei suka mereka?"

"Um. Sangat.
Mei main banyak video games, Mei punya game sendiri-
Ah. Papa Soon suka larang larang tapi kalau sudah jam tertentu."

"Mei nurut kan sama mereka?"

"Yap.
Oh! Kata Papa Soon, Mei mirip Papa Ji. Iya kah?"

"Jihoon yang mirip kamu."

"Huh??"

"Dia masih agak kekanakan soalnya.
Mudah sekali dibuat bahagia dengan hal-hal kecil seperti cokelat, permen-"

"Mei suka permen!"

"Hm. Jangan berlebihan. Atau Papa Soon nanti marah besar seperti waktu Papa Ji ketahuan giginya berlubang."

"Seram.."

Iya, Mei tau persis bagaimana suara Soonyoung kalau marah.
Ia harap tidak akan mendengarnya lagi.

"Bagaimana dengan Minghao?"

"Papa Hao hukum Mei sama Papa Jun."

"What?"

"Um. Hadap tembok begini.
Tapi Papa Jun malah seperti ini."

Mei memeragakannya dengan persis sampai Wonwoo terbahak melihatnya.

Dari jauh sebenarnya Mingyu mendengarkan, namun karena matanya masih fokus pada handphone, jadi cuma bisa senyum senyum sendiri sambil curi pandang.

"Kalian buat salah sampai dihukum Hao, heh?"

"Yaa iya.
Tapi semuanya gara-gara Papa Jun. Dia ajak Mei makan es krim pagi-pagi. Marah deh Papa Hao."

"Si Junhui tidak ada harga dirinya sama sekali."

"Dia lebih tua dari mu, Gyu kkkk~"

"Oh. Tapi Mei belajar banyak di rumah Papa Jun. Mei belajar angka, belajar nama hari, belajar-"

Celoteh si kecil masih terus disimak Wonwoo dengan senang hati.
Kali ini buah yang dikupasnya tidak dimakan Mei sendiri.

Mingyu pun mulai tertarik, menyusul mereka duduk di atas karpet sambil mencuri beberapa potong untuk dijadikan cemilan.

"Hebat juga Mei bisa hafal semuanya dalam sehari."

"Mei pintar?"

"Um. Anak Papa pintar sekali."

"Ehehe~"

"Terus gimana sama Papa Seok kemarin?"

"Aku bertemu mereka kemarin Won, di lift."

13 Papa [Seventeen MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang