r

2.8K 382 10
                                    

"Hm, sudah selesai? Cepat sekali.."

Yang ditegur hanya menampilkan cengenges khas-nya sambil menutup pintu rumah. Tidak lupa melepas sandal, Mei buru-buru lari menghampiri Seungkwan yang terlihat senggang di ruang tengah.
Pensil juga buku di tangannya tidak lepas, masih digenggam erat begitu sampai di hadapan sang Papa.

"Mereka mudah sekali menjawabnya! Semuanya ada di pilihan, jadi Mei ceklis ceklis banyak!"

"Kkk~ coba Papa lihat."

"No! Mei bisa baca, jadi Mei baca!"

"Aigu, sombongnya~
Okei, Papa dengarkan."

"Ekh-hem!
Love language orang-orang di sekitar Mei!
Tabel pertama, Papa Cheol.
Eh-huh?
Tidak ada pilihan ini sepertinya tadi.. kenapa sekarang ada?"

"Itu tulisan Cheol hyung. Tapi Mei ceklis di situ tanpa lihat lagi?"

"Iya.."

"Aish dasar anaknya Bononie."

Seketika sebuah kepala menyembul dari sisi ruangan, tapi kemudian menghilang lagi lantaran yaa, kurang peduli juga sih dengan dua orang di sana.

"Papa Cheol love language-nya money transfer.
Berarti dia menunjukkan kasih sayang dengan cara transfer uang, huh?"

"Benar."

"..nanti Mei tanya Bu Guru, jawaban ini boleh atau tidak."

"Haha. Boleh pasti, tenang sajaa~
Ngomong-ngomong menyebalkan juga ya tetua itu cara sombongnya bukan main."

"Tetua??"

"Lupakan. Lanjut, ayo."

"Papa Han.. physical touch."

Papa Jun, Papa Chan, Papa Soo, sama.

Words of affirmation alias pujian, Papa Seok, Papa Won, juga Papa Soon.

Quality time.. Papa Ji tidak mau mengakuinya, jadi ini yang bilang Papa Soon berdasarkan pengalaman katanya.

Act of service Papa Gyu, Papa Chwe- ini sih Mei juga tau tanpa bertanya.

Papa Hao lebih suka memberi hadiah kejutan tanpa kenal tanggal. Jadi tidak perlu natal, ulang tahun, atau apapun, Papa Jun katanya bisa kapan saja menerima hadiah dari Papa Hao. Itu yang membuatnya menggemaskan, ia akui. Tapi setelahnya, ditarik kata-kata tersebut karena terkena lemparan bantal oleh Papa Hao. Malu, kah?

"Mereka jadi bertengkar karena ini, jadi Mei tinggal saja sambil ceklis ceklis."

"Lucu ya orang-orang di atas, haha.
Aku rasa Seok hyung lebih ke act of service, tapi entah yaa. Mungkin di hadapan Shua hyung dia memang bermulut manis."

"Hihi. Mei pernah dengar dia panggil Papa Soo, 'Baby-ku, cantik-ku, wangi sekali hari ini sayangnya aku~' begitu, lucuuu."

"Pffftt-"

"Yah. Sejak kapan kau jadi partner gossip-nya Seungkwan, huh?"
Ini Vernon yang tiba-tiba bicara. Duduk di sofa tepat di sisi Seungkwan, meraih satu tangan si manis untuk kemudian dipotong satu per satu kukunya dengan fokus nan teliti.

Hal yang biasa bagi Seungkwan, jadi ia tidak terlalu mengindahkan eksistensi Vernon dan lanjut bicara dengan sang anak.

"Kalau Hao hyung, aku setuju sih."

"Papa Kwan pernah lihat Papa Hao kasih kado ke Papa Jun?!"

"Iya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, malam musim dingin dia beri Jun satu ember es krim dengan berbagai varian rasa. Katanya limited edition, makanya Jun hyung happy bukan main sampai pamer ke setiap lantai."

13 Papa [Seventeen MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang