u

2.4K 323 11
                                    

"Aku hanya akan bicara lima menit dengannya, tidak boleh?"

Chan sedikit menggigit bibir, tidak melepas genggamannya sama sekali dari tangan Mei tidak juga pergi dari tempatnya berdiri.

Satu, ia tau kemungkinan buruk yang terjadi kalau ia kabur adalah orang ini akan mengeluarkan setidaknya suara tembakan.

Chan tau bagaimana maniaknya si bajingan, jadi ia tidak boleh ceroboh dalam bertindak. Apalagi di tempat umum.. di depan mata Mei.

Dua, tidak ada ancaman. Jadi Chan akan terus menggenggam Mei. Setidaknya sampai ada paksaan-

"Kalau begitu bicara dari sini saja.
Mei, kau mengenal ku?"

"..Papa Chan kenal?"

"Pfft, Papa?
Siapa yang seharusnya kau panggil Papa di sini, hn?"

Demi Tuhan, ia ingin sekali memanggil kakaknya alias Seokmin ke sini. Chan tidak bisa. Ia tidak bisa dengan segala tekanan yang pria ini berikan hanya dari auranya saja.

Jadi apa yang bisa ia lakukan?

Mengangkat sebelah tangan, isyarat agar para anak buah Seungcheol yang ada di sekitar apartemen untuk menurunkan senjata, lalu mendongak seakan mencari alasan yang tepat untuk menolak? Ide bagus.

"Tuan, maaf.
Tapi kami sedang buru-buru. Bisa.. bicara lain kali saja?"

"Entah.
Kalau Mei tidak ada di sini lain hari, bagaimana?"

Merinding tak terelakkan, sebab Chan paham betul maksud dari kalimat tersebut.

Lalu ia harus apa? Ia tidak boleh melepaskan Mei. Lima menit yang dia janjikan bisa saja menjadi seumur hidup penyesalan Chan. Tapi pilihan apa lagi-

"Oh, kalian di sini?"
Suara setenang air, di tengah suasana mencekam? Yap. Soonyoung baru saja hadir dengan permen loli di mulutnya. Melenggang santai di hadapan Chan, membelakangi sosok yang kini masam mukanya.

"Ayo, pulang.
Jihoon sudah pesan delivery untuk kita semua-"

"Permisi, tuan.
Kau menghalangi pembicaraan ku dengan mereka."

"Huh?
Siapa?"

"Peter Kim.
Sepertinya kau sudah mengenalku dari teman mu."

"...."

"Aku tidak suka mengulangi perkataan, jadi silakan minggir.
Mei-?"

"Aish aku tidak mau melakukannya padahal.."
Gumam Soonyoung, sebelum mengambil satu langkah besar, menghentakkan satu kaki di tanah kemudian menarik kerah pria bernama Peter.
Cukup untuk membuatnya memasang kuda-kuda bersiap untuk menyerang Soonyoung.

Sayang sekali yang terjadi selanjutnya malah di luar dugaan.

Pria itu pingsan dalam sekejap. Padahal belum ada aksi berarti apa-apa.

Tapi ini saatnya.

Soonyoung menarik cepat Mei dan Chan untuk berlari ke arah apartemen, membiarkan sisanya diurus oleh orang-orang Seungcheol yang datang entah dari mana dengan senapan mereka ketika satu per satu bawahan Peter menampakkan diri, turun dari mobil terdekat berniat mengejar Mei sampai dapat.

Sayang mereka kalah jumlah. Jadi pergi begitu saja dengan boss mereka yang sudah mulai sadar namun tidak bisa apa-apa.

Sialan.

Ia lengah.

Soonyoung berhasil menciptakan kesempatan kecil hanya dari menarik kerahnya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

13 Papa [Seventeen MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang