Lift

3.6K 312 16
                                    

Setelah Gala menyetujui ajakannya, Cia tanpa kembali bicara mengganti baju, memilih setelan santai celana jeans putih yang di padu dengan cardigan berwarna pink, sedang rambut berwarna coklat hazelnya sengaja ia kuncir kuda menyisakan poni yang se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Gala menyetujui ajakannya, Cia tanpa kembali bicara mengganti baju, memilih setelan santai celana jeans putih yang di padu dengan cardigan berwarna pink, sedang rambut berwarna coklat hazelnya sengaja ia kuncir kuda menyisakan poni yang semakin mempermanis penampilannya.

Keluar dari walk in closed, Cia sudah mendapati ayah dan ketiga kakaknya berada di dalam kamarnya dengan wajah menuntut penjelasan, sedang Gala yang sebelumnya tengah mengetikkan sesuatu pada ponsel tampak mendongak dengan senyum miring yang terlihat.

Cia meringis tipis. Oke, tampaknya ia memang tak bisa pergi begitu saja tanpa memberi ke empat lelaki itu penjelasan.

"Ngghh--Ayah sama kak Lou gak kerja--"

"Jangan coba coba mengelabuhi kita Baby girl, kamu jelas tau apa yang harusnya kamu katakan."

Cia berdecak sebal, herus banget se--to the point itu, gerutu hati kecilnya.

Ia melangkah mendekati ranjang, sedetik lagi masuk ke dalam pelukan Gala jika Liam tak lebih dulu mengangkatnya dan mendudukkannya di kursi belajar.

Padahal Cia hanya berharap mendapat bantuan dari Gala agar lelaki itu cepat membawanya pergi tanpa mendapat ekstra plototan dari ketiga lelaki disana--tentu terkecuali Charless yang kini hanya diam tanpa memaksanya bicara.

"Jelaskan Sweetheart, kamu mau kemana tanpa izin dari kita? Karna sekarang ada Gala kamu gak sayang lagi sama kakak kakak kamu hum?"

Cia jelas melotot lebar ke arah Liam yang baru saja bicara, kakinya yang terbalut sepatu kets bahkan memberikan tendangan pada tulang kering Liam meskipun tak memberi efek apapun.

"Kak Iam alay banget ih! Cia cuman mau ketemu sama temen kok. Yah, coba deh liat kak Iam, mulutnya minta di timpuk banget."

Cia beralih ke arah Charless, gadis itu melingkarkan tangan pada lengan Charless mencari pembelaan.

"Kenapa harus sama Gala?" Tanya Charless dengan tangan yang sibuk mengelus puncak kepala Cia.

"Karna Gala yang tau dia dimana Yah."

"Kamu bisa minta kita buat cari tau Princess." Kali ini suara Archie yang terdengar menyela. Lelaki itu entah kenapa lebih banyak diam hari ini.

"Tapi Cia udah terlanjur minta Gala yang cari tau. Yah, Cia mohon, gak nyampe sore Cia pasti udah pulang kok."

Ekhum!

Dehuman Gala kompak membuat para pemuda Nixon itu memutar bola mata, sedang Charless hanya merespon dengan hembusan nafas panjang yang masih bisa Cia dengar.

"Telpon Ayah kalau kamu butuh apapun."

"Siap Ayah!"

Cia menyengir lebar, gadis itu bahkan masih sempat sempatnya memeletkan lidah menggoda ketiga kakaknya--yang tampak tak setuju dengan izin dari Charless--sebelum akhirnya berlalu dengan menarik Gala keluar.

Thank You CIA! End✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang