Hampir kehilangan

3.1K 233 14
                                    

Ada satu hal yang membuat Gala benar benar ketakutan di dunia ini, yaitu kehilangan Cia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada satu hal yang membuat Gala benar benar ketakutan di dunia ini, yaitu kehilangan Cia. Mungkin sebelum ia kembali menemukan Cia, ketakutan adalah satu hal yang mustahil ada dalam dirinya, ia tak takut pada maut, cukup sadar diri rasanya jika bertahun tahun bergabung dengan dunia gelap, maut sudah menjadi resiko yang harus ia tanggung. Kehilangan orang orang terdekat? Gala bahkan tak mempunyai itu, hatinya mati--menolak semua orang menempati sisi itu, sekalipun Axe yang notabenenya adalah ayahnya sendiri, bahkan lelaki itu sendiri yang menginginkannya. Ibu? Jangan bercanda, Gala bahkan tak pernah tau rasanya bagaimana kasih sayang dari seorang wanita yang harusnya ia sebut ibu, wanita itu pergi kepangkuan tuhan setelah melahirkannya, Axe sempat mengatakan jika dia--Amora--adalah wanita sederhana yang mampu membuka sisi lain dalam diri Axe, sempat membuat Gala tak percaya orang seperti ayahnya akan mempunyai sejenis rasa itu.

Namun setelah kehadiran Cia kembali, Gala mengakui, ia sendiri tak mampu menyangkal rasa itu, ia tak membutuhkan waktu lama untuk menjadikan Cia sebagai kelemahannya, Axe sempat menolak, melarang, bahkan menentang keras setelah tau Gala mencintai seseorang, Axe tau seberapa berbahayanya kehidupan mereka, lelaki itu hanya tak ingin Gala menjadi sosok lemah seperti dirinya dua puluh tahun yang lalu, namun kenyataan setelah tau bagaimana Gala memperlakukan Cia, ia kembali teringat akan rasa yang dulu sempat menjamah hatinya dalam waktu singkat, jatuh cinta adalah fitrah manusia yang tak mampu siapapun tolak.

Gala pikir kehadiran Cia tak akan merubah apapun, ia akan selalu menjaga gadisnya dengan baik, memperlakukannya sebagai gadis paling berharga dalam hidupnya, sampai seminggu yang lalu, rasa takut menggelayutinya, rasa khawatir yang sempat membuatnya penasaran bagaimana rasanya, mampu ia rasakan dengan hebat, Gala ingin mengurungkan niatnya untuk pergi, namun ada rasa lain yang ingin ia kejar, ia ingin keluar dari semua kekang tanggung jawab yang dari awal berpikul padanya, ia ingin segera melepaskannya dan hidup dengan satu tujuan, yaitu membahagiakan Cia.

Namun siapa sangka ketakutan yang sebelumnya berusaha ia singkirkan itu kini berporos pada ketakutan besar yang bahkan bisa membuatnya bergetar hanya untuk memikirkannya, kemungkinan kemungkinan buruk bersarang di kepalanya, sedikit banyak ia bisa menebak apa yang terjadi pada gadisnya. Ricin, salah satu jenis racun mematikan, dalam dosis kecil dengan ukuran sebutir garam saja bisa membunuh seseorang dalam jangka waktu yang tak lama, hatinya ingin menyangkal jika bisa saja ia yang salah menyimpulkan, namun tidak dengan fikirannya yang terlalu mengenal jenis racun itu, pun keadaan saat ia menemukan Cia tadi---

Gala menyapu wajahnya kasar, menyandarkan punggung pada sandaran kursi tunggu yang berjajar di luar ICU--tepatnya di luar ruangan tempat Cia di tangani, netranya terpejam dengan gurat lelah dan khawatir yang berkecamuk menjadi satu, beberapa pengawal bahkan terlepas menatap iba walau hanya mampu diam tanpa melakukan apapun.

"Gala."

Satu suara dengan nada tergesa terdengar membuka netra hijau kebiruan sang pemilik nama, binar sendu yang tadi sempat terlihat berganti secepat kilat dengan pandangan tajam menusuk pada seorang lelaki paruh baya yang baru saja menghentikan langkah, wajah itu terlihat khawatir, namun tak mambuat Gala menghentikan gerakannya yang dalam sekali sentak memukul telak rahang Charless.

Thank You CIA! End✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang