Hollaaaa....
Mananih pasukan Gala cia? Ada yang nunggu gak sih?
Unjuk jari dong buat yang kangen sama Gala Cia, Vee pengen tau seberapa banyak yang nunggu cerita ini.
TYC udah hampir end loh, mungkin next part bakal jadi part terakhir.
So, kalian tim happy or sad end nih?
Happy reading❤️
Katanya, harta, jodoh, dan kematian itu ada di tangan Tuhan. Tak ada yang bisa merubahnya karna itu semua sudah di tetapkan bahkan sebelum janin terbentuk dalam rahim perempuan.
Sebelumnya, Galaska bisa menerima itu semua. Harta? Jelas hanya dari sebatas nama saja sudah tak perlu di ragukan, ia memang di takdirkan menjadi penerus satu satunya kekayaan Chrysander.
Jodoh? Cih! Persetan dengan itu, Gala hanya ingin Cia! Sekalipun Cia benar benar jodohnya atau tidak, itu tak akan merubah apapun, cintanya terlalu menggebu dan berkumpul menjadi obsesi tak terkendali pada gadis itu. Bahkan, seandainya ada seseorang yang mengaku sebagai jodohnya, Gala akan lebih rela untuk membunuh wanita itu dari pada mengakuinya. Gala berlebihan? Iya, ada masalah?
Kematian.
Satu kata yang menjadi momok menakutkan bagi semua orang, tapi tentu terkecuali bagi seorang Galaska. Sudah berkali kali Gala mengatakan, hanya sebatas kematian tak akan membuat Gala takut, namun tidak untuk belakangan ini. Kematian gadisnya menjadi satu kata yang paling menakutkan bagi Gala.
Ia takut jika waktu itu datang dan membuatnya kehilangan Cia, namun bagaimanapun, selagi Gala masih bisa melakukan apapun sesuai kehendaknya, Gala tak akan mengizinkan kematian gadisnya dengan cepat.
Contohnya, seperti sebuah bangunan yang sudah setengah jadi di samping mansion pribadi Gala, bangunan rumah sakit yang di buat hanya untuk menangani kondisi Cia.
Lelaki dengan pahatan wajah sempurna itu menutup gorden yang terhubung dengan balkon kamar, mengakhiri pengamatannya pada bangunan dua lantai yang mungkin akan jadi dalam dua hari kedepan.
Menghembuskan nafas pelan, rasa kalut itu masih memenuhi dadanya, berbagai kemungkinan satu persatu terbaca di otaknya membuat lelaki itu memejamkan mata, di detik netranya terbuka pandangannya tertuju pada seenggok tubuh yang terlelap nyaman di dalam selimut, gadis itu sempat mengeluhkan sesak nafas saat hendak tidur tadi, dokter mengatakan jika wajar saja terjadi saat racun ricin itu belum sepenuhnya hilang dari tubuh Cia.
Setidaknya Gala bersyukur tim medis yang ia siapkan cukup mampu memperlambat pengaruh ricin di dalam tubuh Cia, meski tipis kemungkinan racun itu hilang, namun besar harapan Gala Cia akan sembuh sepenuhnya.
Cia sendiri sudah tau keadaannya dari selepas kepulangan keluarganya beberapa hari lalu, gadis itu tak tau bagaimana bahaya ricin sebenarnya, Gala sendiri memilih tak menjelaskan, namun kedatangan si keparat--Axelion--yang mengatakan ingin tau keadaan Cia membuat gadisnya itu tau segalanya.
Axelion, sebelum ini lelaki itu memang sempat datang dan berakhir terusir oleh Gala, tak heran jika daddynya itu tau tempat ini sekarang, sejak Gala memutuskan untuk menunjukkan mansionnya ini pada Cia, Gala sudah menebak jika Axelion juga akan tau tak lama kemudian.
Gerakan mata Cia yang perlahan mengerjap membuat Gala mengambil langkah mendekat, ia membaringkan tubuh di samping Cia, memberi dekapan hangat dengan harap gadis itu kembali nyaman dalam tidurnya, persis seperti seorang ibu yang menina bobokkan anaknya.
Namun kali ini usahanya itu tak membuahkan hasil, netra gadis itu tetap terbuka dengan memicing tipis menyesuaikan cahaya dari lampu tidur di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You CIA! End✔️
Novela Juvenil○ DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ○ Sederhananya, ini kisah tentang Elicia dan kehidupan keduanya. Bersama dengan empat orang lelaki gila berdarah dingin yang hobi menyiksa. Mereka, keluarga terkuat dan pemilik perdagangan senjata terbesar di...