apa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat?
Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...
Sekeras apapun di pisahkan, sejauh-jauhnya di jauhkan. Tidak ada gunanya, jika tuhan menyatukan. Usahamu akan sia-sia jika semesta tidak bekerjasama.
-MANTAN-
"Oee! Oee! Oee! Oee!"
Tangis bayi menggema di seluruh ruangan. Ayah baru yang sedang menggenggam erat tangan wanita yang baru saja melahirkan itu tersenyum lega.
"Boru, anak kita sudah lahir." Wanita itu tersenyum haru di iringi air mata. "Sekarang kamu bebas menalakku."
Boruto menggeleng dengan air mata yang mulai bercucuran.
Wanita itu mengeratkan genggaman suaminya. Bermaksud meyakinkan laki-laki itu untuk benar-benar menalaknya.
"Bo-Boruto cep-pathh waktunya tidak ba-banyak! Ta-talak akuhh." Napas perempuan itu mulai tersendat.
Genggamannya semakin menguat. Boruto tidak punya pilihan lain.
Laki-laki itu menenggelamkan wajahnya pada pinggiran brankar istrinya sambil menangis.
"Cep-pathh!"
"Oee! Oee! Oee! Oeee!" Tangisan sang bayi masih terdengar.
"Jangan!" Seluruh keluarga mereka datang menerobos masuk.
"Boruto jangan lakukan! Dokter tolong cucu saya!" Khusina berteriak dengan panik saat mendapati istri dari cucunya itu sedang sekarat.
"Omahh ti-tidak!" Wanita itu mencegah Khusina.
"Apa yang kamu lakukan! Boruto tidak boleh menalakmu! Kamu akan selamat!" Khusina masih bersikeras.
Wanita itu menggeleng lemah. "ka-kali inih bib-biar kan dia beb-bas omahh! Ak-aku bukanh cintanyah ka-kami tidak berjod-doh." dia beralih menatap Boruto. "Ta-talak akuh," pintanya memohon pada laki-laki itu.
Semuanya hanya terdiam sekarang. Tidak ada yang berani berbicara,hanya air mata yang membanjiri mereka.
"Sebelum itu, kamu namai siapa, putri cantik kita ini?" Boruto tersenyum, suaranya melirih.
Wanita itu tersenyum kecil. "Ka-kamu saja. Berikan na-namah Yangh ka-kamu sukai kepadanyah,en-entah ituh siapah, ta-tapi terserah ka-kamu."
"Sarada. Namanya Sarada Launa Nayanika."
"BORUTO!"
"Boruto!"
"Bang!"
"Boruto!"
Wanita itu tersenyum kecil. "Cantik." Lalu tatapannya mengedar semua orang. "Ti-tidak apa-apah."
"Nakk," Hinata sungguh kasihan melihat menantunya ini. Tapi dia tak bis berbuat apapun.
"Ta-talak akuhh Bo-boruto!" Wanita itu memohon pada suaminya.
"Hari ini juga aku menalakmu! Sumire Maudya Atmaja! Kamu sah tidak memiliki hubungan apapun lagi dengaku," ucap Boruto mantap.
Mendengar itu Sumire tersenyum. "Terimakasih." Dan senyuman itu adalah senyuman terakhir yang di bawa ketika wanita itu menutup mata.
"Oee! Oee! Oee!"
"Sumi!"
"SUMIRE!"
Konoha. 31 Desember 2015,22:32
Nine years later...
Kisah ini belum berakhir. Awal dari segalanya baru akan di mulai. Bayi kecil itu, bertumbuh seiring dengan waktu dan majunya peradaban. Menjadi gadis kecil cantik yang menjadi kebanggaan ayahnya dan seluruh keluarga (anggap aja suara voice actor atau apalah itu,gak tau aku)
TBC
No komen itu sih derita elo, masa bodoh kalo kaget🎶🎶🎤🎤🎤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.