Suasana menjadi lebih canggung setelah itu. Tak ada dari keduanya yang suka suasana ini. Sayangnya mereka bahkan belum setengah jalan ke mansion.
Dan untuk selamat dari suasana itu Aera memilih untuk menyetel radio di mobil. Tak lupa ia mengeratkan jas Bangchan pada tubuhnya.
Bangchan yang juga tak kalah canggung kemudian mengalihkan pikiran pada lagu yang terputar. Mereka masih pada suasana itu hingga akhirnya sang Alpha teringat pada sesuatu.
"Mengenai Jeongin, kau tau di mana dia?" Tanyanya, membuka topik lain.
"Yang Jeongin? I.N itu? Hm..." Aera memberi jeda dengan berpura-pura berpikir. "Lebih tepatnya aku tau lebih banyak dari yang kau tau" sambungnya.
"Jadi di mana dia?" Tanya Bangchan to the point.
"Menurutmu di mana?" Bagus, Aera balik bertanya. Tak ada untungnya sama sekali, membuat Bangchan berdecak kesal. Wanita itu pandai sekali mengulur-ulur sesuatu. Apa lagi hal penting seperti ini.
"Menurutku Shin Youngseok yang menyembunyikannya untuk menjadikannya umpan agar Stray Kids muncul ke permukaan" ujarnya, mengutarakan apa yang selama ini dipikirnya.
"Dia tidak ada di Shin Youngseok" timpal Aera santai.
"Oya? Bukannya pemerintah sudah lama mengejar kami? Tidak mungkin tidak ada di Shin Youngseok"
Giliran Aera yang memutar bola mata. "Aku anaknya, dia tak bisa menipuku walau aku bisa menipunya" ucapnya malas. "Aku sudah memastikan hal itu, Jeongin tidak ada pada Shin Youngseok"
Wanita itu menatap menerawang keluar jendela. Bangchan yang merasa tertarik pun melirik sebentar.
"Dia memang sempat tertangkap oleh Shin Youngseok. Tapi Jeongin menghilang. Entah dia berhasil kabur, atau ada yang mencurinya dari Shin Youngseok" jelasnya.
"Sial" gerutu Bangchan. "Kau pikir Jeongin barang?" Ia berseru marah.
"Kenapa memarahiku? Padahal aku membantumu, harusnya kau merasa berutang budi"
Sang alpha terbungkam dan tanpa sadar menunjukkan ekspresi masam, dalam hati mengakui pernyataan itu. Aera adalah satu-satunya kunci yang dimilikinya untuk menemukan Jeongin, ia tidak bisa mengelak untuk hal itu.
"Kita hampir sampai" ia mengubah topik.
Aera hanya terdiam, dalam hati melakukan selebrasi karena berhasil menang kali ini. Entah kenapa ia selalu bahagia saat berhasil menang dari Bangchan.
Wanita itu terobsesi untuk mengalahkan Bangchan di segala aspek.
"Mengenai anggotamu" Aera membuka topik lain. "Kau tau kan semua orang di JYP tadi berharap bisa melihat Jeongin dan Felix? Bukan Jeongin saja"
Bangchan sontak mencuri lirik pada wanita di sampingnya, yang pandangannya masih fokus ke depan.
"Sebenarnya bagaimana rencanamu untuk mengembalikan Felix? Pikiranmu kacau bukan karena hanya memikirkan Jeongin, kan?" Lanjutnya.
Hening kemudian.
Agaknya sang alpha juga ragu terhadap apa yang dipikirkannya sendiri, tentang apa yang sebenarnya membuatnya sekalut ini. Ia kehilangan tiga anggota.
"Aku tidak mungkin melupakan Felix, dia harus kembali ke Stray Kids" katanya kemudian.
"Kau tidak tampak seperti itu" Aera cepat-cepat menyangkal. "Sudah berapa tahun kau di NIS? Bukankah kau ke NIS untuk mendapatkan Felix kembali? Kenapa tidak ada kemajuan bahkan setelah bertahun-tahun?"
Bangchan kembali terbungkam. Krisis identitas. Dirinya sulit fokus pada NIS dan Stray Kids secara bersamaan. Jujur saja.
"Malulah pada dirimu sendiri. Sudah berapa orang yang mengingatkanmu tadi? Semuanya masih merasa kehilangan Felix. Aku curiga kau tidak seperti itu" lanjut Aera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awakening Oasis: Falling Again
Fanfiction[SELESAI] Oasis, penjahat kelas kakap yang menjadi buronan di banyak negara itu tiba-tiba mengirimkan pesan peringatan. Menteri Pertahanan segera membentuk tim khusus gabungan tentara dan agen intelijen terbaik. Terbentuklah tim bernama Ymmune. Tim...