Bab 23

12 0 0
                                    

Tangan Bangchan mengepal menatap sosok yang terbakar di hadapannya. Saat api makin membesar dan bangunan kembali runtuh, ia lekas berlari keluar dari gedung, menyelamatkan dirinya sendiri.

Setelah berhasil keluar, ia merogoh saku mengambil ponsel, menelepon rekan mafianya—Stray Kids yang kebetulan membantu misi kali ini. Para anggota Ymmune baru saja pergi, ia yakin Stray Kids tau sesuatu.

"Ini aku," kata Bangchan saat panggilan terhubung.

"Aku akan memberikan titik kami lewat pesan, semuanya aman di sini. Hyunjin menyimpan mobil di samping, pakai itu. Kemarilah," kata Lee Know di seberang. Setelah itu panggilan terputus.

Bangchan lekas menuju lokasi di mana anggota Stray Kids berada. Mereka berada di bangunan terbengkalai lain yang terletak agak jauh dari bangunan sebelumnya.

Saat tiba, Han Jisung membuka pintu ruangan di mana mereka berkumpul. Bukan cuma Stray Kids yang ada di sana, Itzy—kelompok Aera pun turut hadir. Tidak ada dari mereka yang terluka, hingga netra Bangchan mendarat pada sosok yang sedang diobati itu.

Napasnya tercekat, tanpa sadar pandangannya memburam, tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Ia terharu, bersyukur. Tanpa ragu ia mendekat dan memeluk sosok itu, membuat salah satu anggota Itzy yang sedang mengobati tadi memberi ruang.

"Syukurlah kau berhasil selamat, Jeongin. Aku merindukanmu. Jauh sekali kau pergi sampai ke Spanyol."

Jeongin tersenyum dan membalas pelukan itu. "Aku juga merindukanmu, hyung. Aku melalui banyak hal, sulit untuk menceritakan kenapa aku bisa sampai di sini," katanya.

Bangchan lalu melepas pelukannya, kembali memberi ruang pada anggota Itzy untuk lanjut mengobati sang adik. "Siapa yang menemukanmu?" tanyanya kemudian. Jeongin hanya tersenyum, menggunakan dagu untuk menunjuk ke arah belakang sang ketua.

Ia pun menoleh ke arah yang ditunjuk, menemukan Aera yang sedang meneguk soda kaleng. Pupilnya membesar terkejut. Benar, seperti yang ditebaknya. Sosok yang terbakar tadi bukanlah Aera. Tidak mungkin seorang L mati. sosok tadi mungkin hanya salah satu agen SSA.

"Ryu? Kau masih hidup?"

Aera melempar kaleng soda yang telah habis diminumnya, lalu melirik malas. "Kau tidak ingin berterima kasih? Di saat aku bahkan mempertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkan adik tersayangmu itu?" Wanita itu berucap sinis.

Orang-orang yang ada di sana tertawa mendengarnya. Aera memang selalu berterus terang, bukan Aera namanya kalau tidak terdengar sinis dan dingin.

Wanita itu mendengus melihat tak ada reaksi dari Bangchan. "Kau memang tidak tau diuntung. Harus—" kalimatnya terhenti saat Bangchan tiba-tiba berhambur memeluknya erat. Bahkan dia sampai kewalahan atas pelukan tiba-tiba itu.

"What are you doing, Chris?"

Bangchan tidak membalas, semakin mempererat pelukan, tidak peduli pada orang lain yang ada di sana. Aera pun tidak melakukan apa-apa terhadap pelukan itu, tidak menolak ataupun membalas.

"Dia pasti berpikir kau sudah mati di dalam gedung itu, L," kata Changbin.

"Dia mungkin lupa kalau kau tidak bisa mati, L," imbuh Yeji yang disusul tawa para anggota mafia itu.

"Atau mungkin hyung baru sadar kalau dia benar-benar mencintaimu, L," ucap Jeongin kemudian.

***

"Jadi... Shin Youngseok diam-diam mempunyai anak lain, itulah Valeria." Aera menghela napas dan mengangguk pelan.

"Sekarang kau tau betapa pentingnya misi ini untukku. Aku sudah menepati janji untuk menemukan Jeongin sebelum kita menemukan Oasis, giliranmu untuk membuat misi ini berjalan dengan baik."

Awakening Oasis: Falling AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang