Bab 20

8 1 0
                                    

Valeria melambai pada Ast yang masih setia dengan senyum manisnya. Ia lalu membalikkan badan dan melangkah menuju mobil di mana agen SSA sudah membuka pintu. Senyum yang tadi menghiasi wajahnya seketika menghilang.

Ia mengembuskan napas pelan saat bokongnya telah menyentuh kursi mobil. Pintu segera ditutup dan supir yang juga merupakan agen SSA itu pun melajukan mobil.

Valeria menyandarkan punggung dan menutup mata, terus seperti itu hingga tiba di tempat tujuan meski tidak benar-benar tidur. Ia hanya tidak ingin memikirkan apa-apa sekarang kecuali tentang Ast. Pria asing dengan senyum manis itu.

Beberapa lama kemudian mobil memasuki pekarangan mansion. Mereka telah tiba. Valeria keluar dari mobil saat agen SSA membuka untuknya, kemudian ia pun memasuki mansion itu. Memasuki rumahnya. Masuk ke penjaranya kembali.

"Dari mana saja kau?"

Suara itu menghentikan langkah Valeria yang hendak menaiki tangga. Valeria mendengus pelan, "habis bertemu teman," jawabnya singkat kemudian melanjutkan langkah.

"Kau berteman dengan sembarang orang. Yang kau sebut teman itu orang yang hadir di fanmeet mu, 'kan?" tanya pria itu lagi. Valeria tak mengindahkan pertanyaan itu dan terus melangkah, membuat si pria meninggikan suara.

"Valeria! Kau sadar mulai membangkang akhir-akhir ini?"

Valeria kembali menghentikan langkah sembari berdecak kesal. "Aku lelah, Vee. Biarkan aku istirahat dulu. Aku harus menyimpan tenaga untuk pemotretan nanti sore," katanya jengah.

"Lalu kenapa kau baru pulang, señorita? Harusnya kau menggunakan waktu luangmu untuk istirahat, bukan untuk bertemu orang lain." Suara Vee melembut. "Lagipula aku khawatir orang yang kau anggap teman itu sebenarnya bukan orang baik-baik."

"Jadi? Setelah kau selidiki, apa dia bukan orang baik-baik?" Ia tau, Vee dan agen SSA pesuruh ayahnya pasti akan menyelidiki siapapun orang yang pernah bertemu dengannya. Namun Vee tidak menjawab apa-apa, hanya menunduk dan berdehem canggung. Membuat Valeria menyimpulkan bahwa Ast adalah pria baik-baik, dan Vee salah.

"Kalau begitu biarkan aku beristirahat sekarang," ucapnya setelah merasa menang, kemudian melanjutkan langkah menaiki tangga. Sebelum menuju kamar, ia menghampiri salah satu pelayan terlebih dahulu untuk bertanya.

"Di mana ibu?"

"Nyonya Salvatore berada di tempatnya yang biasa, Nona." Valeria mengangguk atas jawaban dari pelayan itu. "Baiklah, terima kasih," ucapnya sebelum benar-benar pergi ke kamar.

***

"Terima kasih atas kerja kerasnya."

Semua orang yang ada di sana saling berterima kasih sebelum membubarkan diri dan membereskan barang masing-masing. Valeria lalu meninggalkan ruangan itu menuju ruang tunggu untuk menghapus make up dan berbenah.

Vee terlihat duduk santai di ruang tunggu, pandangan pria itu fokus pada ponsel. Guratan halus di keningnya menandakan kalau pria itu sedang sangat fokus sekarang, hingga kedatangan Valeria pun tidak disadari.

Mengabaikan hal itu, Valeria melanjutkan langkah, mendudukkan diri di depan meja rias agar Penata Rias bisa cepat-cepat membersihkan make up nya. Barulah Vee menyadari kedatangannya dan mengalihkan atensi.

"Yang tadi itu sudah pemotretan terakhir, 'kan?" Valeria berdehem mengiyakan. "Malam ini kita makan di luar bersama Nyonya Salvatore. Kau ingin makan apa, señorita?"

Valeria tidak menjawab, tidak berniat untuk memutuskan apa yang ingin dimakan pun untuk membalas perkataan Vee. Dan Vee masih menatapnya, setia menunggu jawaban Valeria.

Awakening Oasis: Falling AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang