S1-02 SMA Jayawijaya

5.3K 408 7
                                    

Awal kehidupan Nessa sebagai seorang Casandra Laquita Millano baru akan dimulai hari ini. Padahal ia sudah berada di raga ini selama dua bulan, tapi baru hari ini Nessa bisa menjalani kehidupan yang sesungguhnya.

Sebab dua bulan yang lalu, Nessa masih harus menjalani perawatan kulit tangannya di Korea Selatan. Dan sekarang kulitnya sudah kembali mulus seperti sedia kala tanpa ada bekas luka setitikpun.

Saat ini, Sandra tengah berdiri di depan cermin full body di kamarnya.  Setelan seragam sekolah berwarna putih hitam melekat sempurna di tubuh rampingnya.

Diamati pantulan tubuhnya di cermin dari atas sampai bawah. Banyak perbedaan yang signifikan antara penampilan Sandra sebelum Nessa masuk ke tubuh ini dengan yang sekarang.

Jika dulu warna rambut Sandra selalu berwarna mencolok, seperti pink, pirang, hingga merah, sekarang berubah menjadi warna gelap yaitu warna midnight blue. Tak hanya warna rambutnya, tapi gaya pakaiannya pun ikut berubah.

Jika dulu gaya berpakaian Sandra asli selalu ketat dan sexy, maka sekarang berubah normal. Ya, walaupun seragam sekolah ini masih tergolong sedikit ketat dan pendek di bagian roknya, tapi sudah ada perubahan yang lebih baik.

Sandra menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan, lalu berkata dengan tegas, "Ayo mulai petualangan hidup di raga baru! Gue penasaran bakal ada hal menarik apa nantinya."

Dengan langkah ringan dan penuh semangat, Sandra berjalan ke arah pintu kamarnya, menuju ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di meja makan, Sandra langsung duduk di kursi.

"Good morning," sapa Sandra kepada Sarah dan David, orang tuanya ketika sampai di meja makan.

"Morning too, Princess."

"Selamat pagi juga, Sayang."

Sahutan dari Sarah dan David terdengar serempak. Sandra yang dulunya masih kaku dan canggung dengan keberadaan mereka  berada sebagai orang tuanya, seiring berjalannya waktu mulai bisa beradaptasi dan menerima.

"Ayo cepet sarapan, Sandra! Jangan sampai telat masuk sekolah di hari pertama setelah libur dua bulan."

"Ya, Ma." Sandra segera menyantap nasi goreng yang sudah disiapkan ibunya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Sandra, Sarah, dan David berjalan beriringan keluar mansion yang lebih mirip istana. Yang pertama mereka lihat ketika sampai di halaman depan mansion adalah dua mobil Bugatti Veyron yang harganya 49 milyar.

Sandra menatap mobil itu acuh tak acuh. Saat menjadi Nessa pun, ia sering melihat bahkan menaiki mobil mahal seperti itu. Dan ternyata walau berpindah jiwa pun ia masih bisa merasakan kemewahan mobil tersebut.

"Kamu yakin gak mau bareng Papa aja berangkatnya?" David bertanya untuk kesekian kalinya.

"Yakin, Pa."

David menghela nafas pelan. Bahunya merosot lesu. Sebagai seorang ayah yang selalu mengantar jemput Sandra sejak TK, tentu saja David merasa sakit hati mendapatkan penolakan seperti itu. Perasaannya tidak dianggap dan dibuang oleh putrinya sendiri David rasakan saat ini.

Katakanlah lebay, tapi kenyataannya memang sepedih itu. David itu tipe ayah yang bucin setengah mati dengan anak perempuannya. Pria itu akan melakukan apapun demi kebahagiaan Sandra.

"Udah sana kalian pada berangkat," usir Sarah sambil mendorong tubuh sepasang ayah dan anak itu ke depan.

"Iya, Ma."

"Iya, Sayang." David dan Sandra menjawab berbarengan.

Namun, bukannya langsung berjalan  ke arah mobilnya masing-masing, mereka berdua malah diam dan tetap berdiri di samping Sarah. Sarah yang melihat suami dan putrinya tiba-tiba terdiam itu mengernyitkan keningnya karena heran.

Villain Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang