Sesuai instruksi dari Bu Betot, tidak ada yang membuka suara, baik itu Sandra ataupun Sekar mengunci rapat-rapat mulutnya. Suasana hening dengan dinginnya AC yang menyala membuat kondisi ruangan ini terasa mencekam dan menegangkan.
"Apa bener kamu yang udah edit muka Sekar di video yang lagi viral di website sekolah, Sandra?"
Sandra mengerutkan alisnya. Raut wajahnya dibuat seperti orang yang tidak tau menahu tentang video yang dimaksud. "Video apa sih, Bu? Saya dari pagi tidur di kelas jadi belum sempet buka HP."
"Jadi kamu belum tau videonya?"
"Belum."
"Bohong! Gak mungkin Kak Sandra belum tau. Jelas-jelas waktu itu Kak Sandra lihat aku disana," serobot Sekar marah-marah.
"Lihat lo dimana?"
"Di--"
Sekar berhenti bicara. Tidak jadi menjawab pertanyaan dari Sandra. Batinnya merutuki kebodohannya itu. Hampir saja dia keceplosan membongkar rahasianya di depan Bu Betot. Jika tidak buru-buru menutup mulutnya, maka sudah dipastikan rencananya yang sedang disusun ini akan gagal.
"Dimana?" Sandra bertanya ulang.
"Gak jadi."
Sandra mendelik kesal seraya berdecak kasar. "Ck! Gak jelas lo, monyet!" Walau begitu, hatinya tengah terkikik geli melihat raut panik di wajah Sekar yang benar-benar menghibur.
"Udah-udah, kenapa malah adu mulut lagi? Dan kamu Sekar, Ibu belum menyuruh kamu bicara!"
"Maaf, Bu."
Bu Betot menghela nafas sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap Sandra. "Kalau gitu kamu lihat dulu videonya di website sekolah, San!"
Sandra menganguk patuh. Ia mengambil ponselnya di saku seragam dan segera menyalakan layarnya, lalu langsung membuka website sekolah. Terlihat bibirnya menyeringai tipis seperkian detik ketika matanya menatap hasil kerja kerasnya yang terpampang jelas di layar ponsel.
"Video ini, Bu?"
"Ya, tonton sebentar aja, jangan lupa di silent!"
Sandra mengacungkan jempolnya seolah patuh dengan perintah gurunya. Namun, kenyataannya ia tidak melakukan perintah dari Bu Betot, dan sengaja membiarkan video itu diputar disertai isi suaranya.
"Ahh...Ahh... Harder Daddy!"
Suara yang keluar ketika Sandra memutar video, menimbulkan pekikan panik ketiga perempuan berbeda usia. Sebenernya hanya Sekar dan Bu Betot yang benar-benar panik, sedangkan Sandra berpura-pura panik.
"Oh, no! Mata dan telinga suci gue ternodai!"
"Sandra! Kenapa gak di silent?!"
Sandra dan Bu Betot berteriak berbarengan, sementara Sekar terdiam kaku ditempat dengan kepala menunduk dan tangannya mengepal erat. Terdengar geraman rendah yang disertai dengan gemelatuk gigi manahan amarah. Nafas yang menderu cepat sudah membuktikan betapa kesalnya dirinya pada Sandra.
"Kenapa video kayak gini ada di website sekolah, Bu?!"
Oh, lihatlah akting Sandra!
Aktingnya sangat menjiwai bagaikan aktris papan atas saja. Ekspresi terkejut dan marah di wajahnya terlihat sangat natural, seketika ia melupakan bahwa itu semua adalah ulahnya sendiri.
"Kemungkinan semalam ada orang yang membobol website sekolah."
'Bukan kemungkinan, tapi emang ada yang ngebobol website sekolah, dan orang itu adalah gue,' batin Sandra membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Girl
Teen Fiction"Hidup gue gak jauh-jauh dari peran antagonis." Arlene Vanessa Xientania ---- Jiwa antagonis masuk ke raga antagonis juga? Itulah yang dialami Nessa setelah terbangun dari kematian. Nessa, gadis yang ditakdirkan sebagai seorang penjahat, pembunuh, d...