Hampir 3500 lebih kata
Niatnya tadi mau dibikin dua part tapi gak jadi.
Siapin mood pas baca ya muwahh
----
Pagi mulai menyapa. Cahaya matahari perlahan masuk memenuhi sudut-sudut kamar. Tebalnya gorden nyatanya tak bisa menghalangi cahaya itu masuk ke dalam ruangan minim pencahayaan. Satu-satunya penerangan di dalam kamar adalah lampu tidur di atas nakas kecil di samping tempat tidur.
Seorang gadis terlihat tengah tertidur pulas di atas kasur empuk yang berada di dalam kamar yang sangat luas. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Sandra.
Di saat keluarga dan ketiga sahabatnya sedang mengkhawatirkan keadaannya, dengan santainya Sandra justru tidur tanpa merasa bersalah sedikitpun telah membuat orang-orang terdekatnya khawatir.
Ini adalah hari ketiga Sandra menghilang.
Oh, salah!
Sandra bukanlah menghilang apalagi diculik. Sebenarnya setelah diselamatkan laki-laki asing dari kerusuhan club pada malam itu, Sandra langsung dibawa ke sebuah bangunan tua yang cukup jauh dari pemukiman warga oleh laki-laki itu.
Walaupun bangunan yang sedang ditempatinya terlihat horor dan menyeramkan karena berada di dalam hutan rimbun, Sandra tidak merasakan perasaan takut sedikitpun.
Sebaliknya, Sandra justru merasa nyaman dan betah berada disana karena letak bangunan itu jauh dari keramaian kota. Saking nyamannya, bahkan sampai detik ini Sandra masih berada di sana dan tidak ada niatan untuk pulang ke rumahnya.
"Ughh..."
Sandra membuka matanya dan mengerjap-ngerjap pelan untuk menyesuaikan masuk ke retinanya. Setelah matanya terbuka, Sandra segera beranjak bangkit dari posisi tidurnya kemudian duduk bersila di atas kasur.
Menggeliatkan badannya ke kiri kanan sambil merentangkan tangannya dengan sekuat mungkin. Mulutnya menguap sebentar sebelum menutupinya dengan punggung tangannya. Sedangkan tangannya yang lain menutupi matanya untuk menghalau sinar matahari yang menyorot dengan terik dari celah-celah jendela.
"Ukh, udah pagi lagi ternyata."
Sandra beranjak turun dari kasur. Telapak kakinya yang tanpa alas menapak di lantai kamar yang terasa dingin. Setelah itu, ia mulai melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke arah jendela kamar.
Setelah sampai di belakang jendela, Sandra langsung menyibak gorden berwarna kuning keemasan dan tangannya bergerak membuka jendela berbahan kayu itu selebar-lebarnya.
Seketika udara pagi menerobos masuk ke dalam kamarnya. Hidung nya menghirup dalam-dalam udara pagi yang masih terasa sangat sejuk tanpa adanya polusi udara.
"Ah, udah lama gak ngerasain udara sebersih ini."
Setelah itu, Sandra mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Matanya bergulir memandangi pepohonan yang menjulang tinggi mengelilingi bangunan ini dengan bibir tersenyum lebar
"Gue kira, gue udah gak akan bisa lihat pohon-pohon ini." Senyum di bibir Sandra semakin lebar hingga membuat matanya menyipit.
Kruyuk!
Senyum Sandra seketika luntur mendengar suara yang berasal dari perutnya sendiri yang menandakan lapar. Kepalanya mendongak, menatap jam dinding berbentuk bulat yang mana jarum-jarumnya menunjukan pukul 07.45 pagi.
"Pantes aja perut gue bunyi ternyata udah mau jam 8, toh. Gue ambil sarapan dulu deh kalau gitu."
Setelah bergumam lirih, Sandra langsung berbalik badan lalu berjalan ke arah pintu kamar berniat untuk mengambil jatah sarapannya yang biasanya sudah di letakan di depan pintu kamar tepat saat jam makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Girl
Teen Fiction"Hidup gue gak jauh-jauh dari peran antagonis." Arlene Vanessa Xientania ---- Jiwa antagonis masuk ke raga antagonis juga? Itulah yang dialami Nessa setelah terbangun dari kematian. Nessa, gadis yang ditakdirkan sebagai seorang penjahat, pembunuh, d...