Mobil Sandra berhenti tepat di depan pagar rumah mewah bertingkat tiga dengan warna putih dan abu-abu yang mendominasi temboknya.
"Udah sampai," ujar Kala sambil mematikan mesin mobil.
"Yaudah, sana turun!"
Segera tiga orang itu keluar dari mobil. Sandra ikut keluar karena ia harus berpindah tempat di kursi kemudi. Sebenarnya bisa saja ia melompat dari kursi yang di duduki, tapi ia sengaja mencari cara yang merepotkan diri sendiri.
Kini, ketiganya berdiri di depan pagar berwarna hitam yang tingginya mungkin lebih dari 2,5 meter.
"Mau mampir?"
"Gak, gue sibuk." Tentu jelas jawaban dari tawaran Kala adalah penolakan.
"Oke."
"Awas!" Sandra mengusir Kala agar menggeser tubuhnya dari hadapannya, sekaligus untuk memberikan jalan untuknya. Agaknya gadis itu tidak mau repot-repot menggeser tubuhnya sendiri.
Tanpa protes bak seekor anjing, Kala langsung menggeser tubuhnya ke samping memberikan jalan untuk gadis di depannya itu.
Setelah jalan terbuka, Sandra langsung berjalan menuju pintu mobilnya bagian kemudi. Namun, saat tangannya akan memegang handle pintu mobil, suara Kala menghentikan gerakan tangannya sejenak.
"Thanks, San."
Sandra bergeming sebentar, sebelum akhirnya menoleh ke belakang dan menatap Kala datar.
"Ya."
"Raka, ayo bilang makasih!"
"Makasih, Kakak Gila," ucap Raka membuat Sandra mendelik tajam.
"Lo masih manggil gue gila, cil?!" Sandra membalikan badannya kembali menghadap Raka dengan mata melotot galak.
Jika mangsanya yang mengatakan dirinya gila, mungkin responnya hanya akan tertawa bahagia. Ia menyukai umpatan dari mangsanya ketika sekarat. Sangat menyenangkan!
Namun, kali ini berbeda. Yang sekarang justru anak kecil yang usinya baru 10 tahun yang berani-beraninya memanggilnya gila?!
"Kakak juga masih manggil aku bocil."
"Ya, karena lo itu anak kecil."
"Aku bukan anak kecil. Umurku udah 10 tahun," bantah Raka tidak terima.
"10 tahun itu termasuk masih kecil."
"Enggak!"
"Iya!"
"Enggak!"
"Iya!"
Berakhirlah dengan saling ngotot satu sama lain antara Sandra dan Raka. Keduanya tidak mau mengalah. Entah, ini Sandra yang kekanakan atau bagaimana? Gadis itu mau-mau saja berdebat dengan seorang anak kecil.
"Hey, udah-udah kok malah jadi berantem," ujar Kala melerai keduanya, sembari berdiri di tengah-tengah menjadi pemisah dan penghalang pandangan.
Sandra berdecak kesal. "Ck! Bilangin adek lo buat jaga mulut, sebelum gue nekat promosiin di situs dark web."
Sesaat Kala tercengang dengan ucapan Sandra. Hanya sesaat saja, setelah itu dengan santainya ia berkata, "Promosiin aja."
"Heh?!" Sandra melongo kaget.
Sandra tidak menyangka reaksi Kala akan seasik ini. Ia kira Kala akan marah, namun kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasinya. Kala justru santai-santai saja.
"Gue cuma becanda lo tadi."
"Serius juga gakpapa. Gue juga udah capek punya adik ngeselin," papar Kala santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Girl
Teen Fiction"Hidup gue gak jauh-jauh dari peran antagonis." Arlene Vanessa Xientania ---- Jiwa antagonis masuk ke raga antagonis juga? Itulah yang dialami Nessa setelah terbangun dari kematian. Nessa, gadis yang ditakdirkan sebagai seorang penjahat, pembunuh, d...