Sandra berjalan di lorong kelas. Dagunya diangkat tinggi-tinggi dengan pandangan lurus ke arah depan. Tatapan mata tajamnya membuat para murid yang berpapasan dengannya pasti menyingkir memberikan jalannya. Ia tersenyum puas di dalam hatinya tidak salah memilih raga untuk ditempati.
Brak!
Tengah asik membanggakan diri, tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak bahunya. Suara jatuh barusan itu bukan berasal Sandra, yang artinya yang terjatuh bukanlah gadis itu, tapi justru orang menabraknya yang terjatuh.
Sandra menunduk menatap seorang gadis yang duduk di atas lantai dengan raut kesakitan yang terlihat dibuat-buat.
"Maaf, Kak. Maaf aku gak sengaja," ujar gadis itu.
Satu alis Sandra naik ke atas. Tak lama kemudian senyum miring terbit di bibirnya dalam beberapa detik. "Gak sengaja? Lo kira mata gue buta? Jelas-jelas gue liat lo sengaja nabrakin diri ke gue, dan BOOM, lo jatuh terus pura-pura kesakitan."
"Ada apa, San?" Tanya Vio yang baru datang bersama Chelsea dan Ghea dengan nafas ngos-ngosan.
"Ini ada cewek gak jelas. Tiba-tiba nabrak gue tapi malah dia yang jatuh," jawab Sandra menunjuk gadis yang jatuh itu."
"Oh, ini mah udah biasa kali," sahut santai Chelsea.
Kening Sandra mengernyit heran setelah mendengar penjelasan Chelsea. 'Udah biasa? Artinya tiap hari Sandra ngadepin makhluk kayak gini?' batinnya takjub.
Sandra berjongkok di depan gadis berkacamata bulat yang tengah terisak itu. Berisik banget, pikirnya.
"Heh, cewek caper!"
Gadis berkacamata itu mendongakan kepalanya. Matanya berkedip-kedip polos membuat Sandra muak dan mual. Dia kira dengan bertingkah seperti itu akan terlihat imut gitu? Hah, bukannya imut malah jatuhnya menjijikan.
"Aku, Kak?" Tanya gadis itu seraya menunjuk dirinya sendiri dengan suara yang diimut-imutkan.
"Emang siapa lagi cewek caper disini selain lo?" Tanya balik Ghea ikut bersuara.
"Bagus." Sandra mengacungkan jempolnya ke arah Ghea sejenak, lalu kembali memusatkan atensinya ke arah gadis itu. Netra hazelnya membaca nametag di seragam gadis itu yang bertuliskan 'Sekar Bioni'.
Sandra mengangguk paham. Bioni ya? Berani-beraninya keluarga Bioni mengusik dua keluarga yang berpengaruh disini, keluarga Millano dan tentu keluarga asli Nessa. Nyalinya pantas dihadiahi tepuk tangan yang meriah.
"Sekar, dengerin gue! Kalo tujuan lo cuma mau bikin citra gue semakin buruk itu percuma aja. Tanpa lo ngelakuin hal sia-sia kayak gini, citra gue udah buruk di pandangan mereka."
Sekar menggeleng. "Enggak, Kak. Aku gak mungkin ngelakuin kayak gitu. Aku bener gak sengaja kok," bantahnya sok polos.
Tak lama setelah Sekar bersuara, terdengar gelak tawa yang menguar dari mulut Sandra. Suara tawanya yang terdengar merdu dan menakutkan secara bersamaan.
"HAHA."
"Oh, astaga! Lo kira gue percaya omongan yang keluar dari mulut bau lo itu?"
"Aku bener gak sengaja nabrak, Kak Sandra," kekeh Sekar tidak mau kalah.
"Lo liat disana!" Sandra menunjuk cctv yang tertempel di dinding sebelah atas.
"Mau liat rekaman cctv nya? Gue bisa aja minta petugas buat nunjukin rekamannya. Mereka gak akan nolak permintaan anak dari donatur terbesar SMA Jayawijaya," ujar Sandra sedikit mengungkit kekuasaan keluarga Millano.
Sekar lantas panik. Gadis itu menoleh ke kiri kanan berharap ada yang membantu atau membelanya. Nyatanya mereka yang berdiri mengelilinginya hanya diam menonton tanpa ada niatan membelanya. Bahkan beberapa orang yang ia tatap malah memalingkan wajahnya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Girl
Teen Fiction"Hidup gue gak jauh-jauh dari peran antagonis." Arlene Vanessa Xientania ---- Jiwa antagonis masuk ke raga antagonis juga? Itulah yang dialami Nessa setelah terbangun dari kematian. Nessa, gadis yang ditakdirkan sebagai seorang penjahat, pembunuh, d...