Memiliki paras yang menawan membuat para anggota inti Hell's Angel yang berjumlah 4 orang itu selalu menjadi pusat perhatian dimanapun mereka berada. Tak jarang ada gadis muda bahkan wanita paruh baya yang datang menghampiri mereka berempat untuk sekedar berkenalan.
Contohnya saja seperti yang mereka alami sekarang ini.
Sejak kedatangan mereka berempat di Club Heora beberapa menit yang lalu, selalu saja ada perempuan yang mendekati mereka di setiap menitnya.
Beberapa ada yang mereka usir langsung, tapi ada juga yang dibiarkan menempel asal tidak menggangu. Dari mereka berempat yang lebih sering mengusir tentu saja Aksa, sementara Marvin, Garvin, dan Iqbal lebih terbuka. Ketiga laki-laki itu akan bergerak mengusir apabila tingkah para wanita sudah keterlaluan, contohnya seperti meraba-raba bagian bawah mereka.
Memangnya mereka laki-laki apaan, heh?
"Kalian sadar gak kalo cewek yang ada di meja ujung sana ngeliatin kita terus?" Garvin membuka percakapan diantara mereka berempat dengan sebuah pertanyaan.
"Yang mana?" tanya Iqbal.
"Itu cewek yang pake baju hitam, yang lagi pegang gelas." Garvin menunjuk ke arah Sandra yang duduk tak jauh dari mereka.
Aksa, Iqbal, dan Marvin lantas mengikuti arah telunjuk Garvin mengarah dan memusatkan pandangannya pada Sandra, perempuan yang Garvin maksud dengan alis mengkerut serta mata menyipit.
"Oh, yang itu. Gue juga sadar tuh cewek emang lihatin kita mulu," cetus Iqbal menyetujui.
"Kalian kenal?" Garvin bertanya sambil matanya menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.
Aksa, Marvin, dan Iqbal menggelengkan kepalanya dengan kompak serta menjawab dengan serentak pula bak paduan suara.
"Gak."
"Hm, sama gue juga gak kenal, tapi gue penasaran kenapa dia ngeliatin kita terus?"
Garvin menatap lekat Sandra dari kejauhan sambil tangan kanannya menopang dagu, tak ketinggalan dengan raut wajah serius seolah sedang berpikir keras.
"Mana gue tau," jawab Marvin agak songong membuat Garvin sontak mendelik kesal padanya.
"Ah, diem lo, kembaran tolol! Gue masih kesel sama lo," sentak Garvin galak.
"Lo masih kesal sama gue cuma perkara sempak lo gue pakai?"
"Cuma lo bilang?! Cuma?!"
Garvin syok bukan main dengan pertanyaan yang Marvin lemparkan dengan santainya itu. Saking syoknya, ia bahkan sampai melongo dengan mulut sedikit terbuka walaupun hanya sebentar. Karena setelah itu, ia buru-buru menutup mulutnya menggunakan telapak tangan sebelum ada serangga yang masuk ke dalam mulutnya tapi masih dengan mempertahankan raut syok di wajahnya.
"Apa istimewanya sempak lo itu sih?" Marvin cukup penasaran kelebihan serta asal-usul celana dalam bermerk Calvin Klein itu karena Garvin terlihat sangat menyayangi dan menjaganya seperti sebuah benda yang sangat berharga bagi hidupnya.
"Lo harus tau, kalau sempak yang lo pakai itu hadiah dari mantan pacar tersayang gue," jawab Garvin dengan penuh dramatis.
Ingatannya melayang pada ulang tahunnya yang ke 20, saat itu Eria, mantan tersayangnya memberikan kotak kado yang ternyata berisi celana dalam sebagai hadiah ulang tahun.
Melihat kembarannya yang lagi-lagi bertingkah berlebihan serta menjijikan, Marvin lantas memutar bola malas dengan mulut berdecih sinis. "Cih! Putus udah lama, tapi barang pemberian mantan masih lo simpen, Vin. Gamon apa gimana lo?"
"Kalau iya emang kenapa, hah? Sirik aja lo! Makanya cari pacar sana biar dikasih hadiah," perintah Garvin pada Marvin yang langsung dibalas dengan dengusan kasar oleh sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Girl
Novela Juvenil"Hidup gue gak jauh-jauh dari peran antagonis." Arlene Vanessa Xientania ---- Jiwa antagonis masuk ke raga antagonis juga? Itulah yang dialami Nessa setelah terbangun dari kematian. Nessa, gadis yang ditakdirkan sebagai seorang penjahat, pembunuh, d...