Eps, 8

1.5K 87 1
                                    

"Fred, yok otw sekarang" kata Faisal

"Masih siang begini kok" aku melihat jam masih sekitar pukul 14:15

"Gua mau ke rumah Ikbal nganterian duit arisan biar sekalian jalan"

"Udah kayak emak-emak aja lo" ejekku

"Ah elah, emangnye arisan cuma buat emak-emak doang?"

Ketika jalan melewati apotek tempat Faustin kerja, aku melihat Faustin ada disana tumbuhlah keinginanku menemui ibu di rumah.

"Sal, bablasin" pintaku

"Mau balik ke rumah?"

"Ho oh"

"Ntar telpon aja kalo lo mau gua jemput ke tontonan itu yak, gua di tempat Ikbal mau ngocok" kata Faisal saat kami sudah sampai di depan rumahku.

"Lu mau ngocok bareng ikbal?" Candaku

"Ngocok arisan Fred! Ngocok arisan!" Faisal memutar kedua bola matanya.

"Hahaha Oke, sip Sip. Ntar gosah jemput, gua ada motor di rumah" jawabku lanjut ku masuk ke rumah kebetulan pintu rumah terbuka dan ada satu motor terparkir di bawah pohon jambu depan rumah.

"Aku pulang..." Aku bablas melangkah ke arah dapur, disana ada ibu sedang duduk ngobrol dengan Tante Sofie dan juga Dewi anaknya tante sofie alias sepupuku.

"Tumben pulangnya cepat kak Tin?" Kata Dewi, mereka semua belum menyadari kalau aku bukan Faustin.

Aku diam saja berdiri di ambang pintu diantara ruang tengah dan dapur melihat mereka semua.

"Issh kebiasaan songong kak Faustin, ditanyain diem aja mulutnya" Omel dewi yang semasa kecilnya aku manggil dia dengan sebutan wik-wik dia sekarang masih SMA kelas 10

"Makin cantik kamu ya Wik-Wik" Kataku yang spontan Ibu dan Tante Sofie tadinya sedang ngobrol nengok semua ke arahku, mereka paham yang memanggil dewi 'wikwik ' hanya aku.

"Kak Fred?" Dewi pertama berdiri kemudian mendekat padaku memastikan wajahku dari dekat.

"Iiiiiiihh beneran kak Frederik?!!!"

"Iya beneran Wik-wik caem..." ku usap-usap poninya.

"Aaaaa kak Fred kemana ajaaa Wikwik kangennnn bangeeeett tauu..."

Tante Sofie dan juga Ibuku langsung berdiri, ku tengok mata Ibu berkaca-kaca kemudian aku mendekat padanya dan kupeluk erat. Beliau tidak banyak berkata-kata tetapi dari air matanyalah yang membuktikan semuanya.

Tante Sofie yang mewakili ibu bicara, menanyakan selama ini aku dimana, aku pun menjawab merantau ke ibu kota, tak luput aku meminta maaf pada ibu selama 10 bulan menghilang tanpa kabar.

Mereka semua tidak banyak membahas lebih lanjut karena mereka tahu prihal perselisihan diantara aku dan Faustin sebelum aku menghilang tanpa kabar, kami berbincang lain topik sampai pukul 16:00 tante Sofie dan dewi pamit pulang.

Setelah Tante Sofie pergi ada tamu yang datang

"Permisi..."

"Ya, cari siapa ya bang?" Aku menemuinya.

"Bang Faustin kan?" Tanya tamu itu.

"Ya, saya" jawabku

"Ini Bang Handphone-nya sudah selesai di Service, hari ini saya tutup cepat, takutnya pas Abang mampir ke konter saya, saya-nya sudah nutup. Kan kemarin janjinya abang mau ngambil hape Bang, jadi saya pikir saya antar saja hapenya ke rumah biar sekalian saya jalan pulang hehe"

"Ohhh.. oke, makasih ya bang. Udah di bayar belum?" Tanyaku sambil ku terima benda itu.

"Belum bang"

"Berapa?"

"Ini nota-nya bang" kata dia kemudian ku bayar semua itu.

Pantas saja selama kemarin aku bersama Ifa tidak ada Chat maupun telpon dari Faustin, ternyata hape Faustin sedang di servis.

Aku coba hidupkan hape itu kemudian ku menjelajah isi-isinya. Tidak banyak dia berfoto baru-baru ini maupun beberapa bulan lalu, ada pun hanya beberapa saja. Foto Faustin bersama Ifa yang di kasih tau oleh Faisal itupun hanya ada tiga foto. Justru banyak tertinggal Foto-foto lama yang mayoritas foto Faustin berdua denganku maupun bertiga dengan Ibu dan sanak saudara lainnya. Aku sungguh terharu melihat semua itu.

"Siapa tamu tadi Fred?" Tanya ibu.

"Ini nganterin hape Faustin"

"Oh... udah jadi toh hapenya. Kemarin hapenya Faustin nyebur ke adonan kue."

"Ya ampun... Kok bisa sampai nyebur ke adonan kue bu?" Tanyaku.

"Hapenya di buat mainan sama si bontotnya tante Natalie"

"Hahaha ada-ada saja. Ini Ibu mau kemana?" Tanyaku ketika ku lihat Ibu berdandan rapi.

"Mau kondangan sebentar"

"Aku anterin ya?"

"Gak usah, deket kok. Itu di di rumahnya pak haji Gofur beliau menikahkan anak perempuannya"

"Fatma atau Fatimah yang menikah bu?" Tanyaku.

"Dua-duanya menikah bersama"

"Wahh..."

"Ramai sekali loh tamu-tamunya dan hiburannya sangat meriah, Fred"

"Yang kabarnya mau ada wayang nanti malam itu bukan bu?" Tanyaku

"Iya, nanti malam ada kesenian wayang di rumah Haji Gofur. Yasudah ibu berangkat dulu ya, udah di tungguin sama rombongan. Kamu makan dulu sana, ibu tadi masak seadanya sepulang kondangan nanti ibu masak lagi"

"Asiyaaap kanjeng mami" candaku seperti biasanya yang selalu sukses membuat ibuku tersenyum dengan tingkahku.

____

Setelah ibu keluar rumah aku tengok burung peliharaanku, dan tak lama kemudian ada suara motor berhenti depan rumah.

"Tin, ntar malem bareng ya" suara temannya Faustin bernama Alvin sangat terdengar jelas dari arahku yang sedang memberi pakan burung murai di samping rumah.

"Oke" Faustin menjawab Alvin kemudian terdengar dia didalam rumah memanggil-manggil ibu dan berseru

"Burung punya Frederik yang biasa di gantung disini di mana ya Bu?"

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang