Eps, 7

1.3K 76 1
                                    

"Fa," Aku mencegah tangannya ketika dia menggerayang menuju ke arah penisku.

"Kenapa sayang... gak usah sungkan-sungkan sayang, kalo kepengen bilang ajah..." Napas dia sangat terasa di leher belakangku, Payudara empuknya sangat terasa di punggungku yang nampaknya sengaja ditempel-tempelkan dan jemari lentiknya kembali menggerayang di dadaku seolah tidak mau kehilangan kesempatan di suasana sepi yang sangat mendukung seperti sekarang.

"Fa, rumah kamu di mana?" aku tidak ingin menyinggungnya sengajaku mengalihkan dengan kata-kata. Jujur saja tubuh dia sedekat ini terasa wangi sekali, tetapi belaian dan rayuannya tidak membuatku bernapsu karena aku tau tabiat/rekam jejak dia di masa lalu.

Dia masih tetap menggerayang dan bahkan memasukkan tangannya kedalam bajuku.

"Fa, jangan begini" cegahku sekali lagi. Jari lentiknya mengelus lembut di kulit perutku dan berusaha membuka kancing celanaku.

Lalu ada suara dua motor, satu motor King satunya lagi Ninja datang dari arah belakang yang langsung menghentikan Ifa. Aku melihat Ifa dari kaca sepion, Ifa menoleh ke arah belakang kemudian dia turun dari motorku.

Dua motor itu berhenti dan kemudian mendatangiku. Rupanya Jordy dan satu kawannya bernama Arief, mungkin mereka melihatku membonceng Ifa ketika melintas di jalan raya tadi dan mereka membuntutiku kesini.

"Brengsek lo, Tin!" Jordy langsung menyerangku yang mana posisiku samasekali tidak siap, aku pun terjatuh bahkan tertimpa badan motor yang tidak aku standarkan.

"Aaisssh!" Aku berusaha bangkit dari kakiku yang terjepit badan motor tetapi lagi-lagi Jordy menghantamku.

"Stop woi!" Arief melerai, menghalangi Jordy.

"Cuih" aku meludah darah dari gusiku akibat pukulannya, kemudian aku berhasil lolos dari jepitan badan motor ini.

"Berani-beraninya lo bawa cewek gua Tin!" Sentak Jordy.

"Pih, Cewek lo?" Aku melirik Ifa nampak kebingungan tetapi aku tidak melihat regret di raut wajah Ifa.

Lagi-lagi Jordy mau menyerangku, tetapi dihalangi terus oleh Arief

"Minggir Rif!" Sentak Jordy.

"Gak usahlah berantem segala, selesaikan baik-baik kan bisa sih. Sebaiknya lo tanya juga tuh cewek lo kenapa dia bisa sama Faustin ke kebun begini!" Kata Arief.

Jordy melakukan Intruksi Arief, langsung menanyai Ifa dan jawaban Ifa adalah "Aku gak ada hubungan apa-apa kok sama Faustin, aku ketemu dia tadi di SP lalu dia nawarin tumpangan buat nganterin aku pulang, tapi tau-taunya dia membawaku kesini, aku takut banget tau sayang... untunglah kamu datang"

"Wah," Aku melirik Ifa sambil ku geleng-geleng kepala teringat saat dia ketahuan selingkuh oleh Apriansyah, skenario drama-nya mirip seperti ini, hanya beda alur sedikit.

"Mau ngapain cewek gua lo Tin! Lo gak tau gua siapa hah!" Amarah Jordy meletup-letup padaku dan kebiasaannya selalu menyombongkan tentang harta benda milik orangtuanya.

"Koreksi dulu cewek lo sebelum asal ngebacot! Gua tau kok siapa elo, yaitu cowok bego yang dibegoin cewek modelan begini mau" Perkataanku membuat Jordy sangat marah.

Jordy menyerangku berakir kami baku hantam, sebelumnya aku pernah baku hantam dengan Jordy dan sekarang hasilnya masih sama dengan ketika masih SMA meski kami berbeda sekolah, Jordy tidak pernah bisa unggul dariku.

"Awas lo Tin, sekali lagi gua lihat lo masih gangguin cewek gua, tamat riwayat lo!" ancam dia lalu pergi membawa Ifa.

Setelah mereka pergi aku membenarkan posisi motor yang jatuh tadi lalu duduk di atasnya, diam melamun sesekali meludah darah yang masih terasa mengalir dari gusiku.

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang